Menhan Israel Pasang Badan untuk Batalion Netzah Yehuda yang Dijatuhi Sanksi AS

VIVA Militer: Menteri Pertahanan Israel, Mayor Jenderal Yoav Gallant
Sumber :
  • jns.org

Tel Aviv – Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menegaskan kembali dukungannya terhadap batalion tentara Israel, Netzah Yehuda, yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Israel Kelabakan Lawan Houthi, AS Murka Bantu Gempur Ibu Kota Yaman

Gallant diketahui mengunjungi pos-pos tentara di sekitar Jalur Gaza dan berbicara dengan tentara dari batalion Netzah Yehuda, kata kantornya dalam sebuah pernyataan.

"Pembentukan pertahanan mendukung anda, tidak ada yang akan mengajari kami tentang nilai-nilai dan moral,” kata Gallant kepada para prajurit, dikutip dari Middle East Monitor, Kamis, 25 April 2024.

Israel Berlakukan Jam Malam dan Tutup Toko-toko di Kota Deir Istiya Tepi Barat

Kunjungan tersebut dilakukan di tengah laporan bahwa AS sedang bersiap untuk menjatuhkan sanksi terhadap batalion tersebut atas pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina.

Batalion khusus Netzah Yehuda Israel terancam disanksi AS

Photo :
  • Skynews
Blak-blakan, Presiden Cile Sebut Netanyahu Penjahat Perang

Gallant berpendapat fakta bahwa beberapa tentara melakukan kesalahan tidak memungkinkan AS menjelek-jelekkan seluruh batalion Israel.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan sebelumnya bahwa sanksi tidak boleh dikenakan pada (tentara) IDF.

Jika Amerika tetap melanjutkan sanksi tersebut, ini akan menjadi pertama kalinya pemerintah AS menjatuhkan sanksi terhadap unit militer Israel karena aktivitasnya di Tepi Barat.

Sanksi tersebut akan mencegah transfer bantuan militer Amerika ke batalion itu, dan akan mencegah tentara dan perwiranya berpartisipasi dalam pelatihan dengan tentara Amerika, atau berpartisipasi dalam kegiatan yang menerima dana dari AS.

Batalyon tersebut didirikan pada tahun 1999 sebagai unit militer khusus untuk Yahudi ultra-Ortodoks, dan semua tentara dan perwira di dalamnya, kebanyakan pemukim ilegal adalah laki-laki.

Pada bulan September 2022, Amos Harel, seorang analis militer untuk surat kabar Haaretz Israel, melaporkan bahwa Departemen Luar Negeri telah mulai menyelidiki batalion tersebut, menyusul beberapa insiden yang melibatkan tentaranya yang melakukan tindakan kekerasan terhadap warga sipil Palestina.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya