Ramalan Kiamat Dapat Sindiran Keras Gegara Timbulkan Hal Mengerikan Ini

Ilustrasi kiamat.
Sumber :
  • Crosswalk

Jakarta – Para peneliti iklim mengkritik ramalan-ramalan tentang kiamat karena menyebabkan orang menjadi pasif dalam mengatasi masalah pemanasan global.

Kiamat Digital Mengintai, Ransomware Super Canggih bikin Data Perusahaan jadi Sampah

Dilansir dari The Guardian, Senin, 22 April 2024,  Hannah Ritchie, Kepala Penelitian di Our World In Data, mengungkapkan meskipun ada tantangan besar terkait perubahan iklim, masih ada harapan untuk mengatasinya karena ini bukanlah ancaman kehancuran yang mutlak.

Ritchie mengungkapkan bahwa seringkali muncul pesan yang menyebabkan orang merasa tidak bisa berbuat apa-apa: bahwa sudah terlambat untuk bertindak dan bahwa kita dihukum, sehingga mereka lebih memilih untuk menikmati hidup tanpa melakukan tindakan apa pun.

Kiamat Siber! Serangan Malware Melonjak, Komputermu Jadi Sasaran Empuk

Ilustrasi menguap, mengantuk, malas.

Photo :
  • Pixabay

"Itu pesan yang sangat merusak, karena itu tidak benar, dan tidak mungkin itu mendorong tindakan (untuk membenahi masalah)"

Kiamat Teknologi di Depan Mata

Sebelumnya, sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal BioScience yang diklaim ditandatangani oleh lebih dari 15.000 ilmuwan di 161 negara, memperingatkan "kehidupan di planet Bumi sedang terancam."

"Selama beberapa dekade, para ilmuwan konsisten memperingatkan masa depan yang ditandai dengan kondisi iklim ekstrem akibat peningkatan suhu global yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang melepaskan gas rumah kaca berbahaya ke atmosfer," tulis makalah tersebut.

"Sayangnya, kini waktunya sudah habis."

Dalam studi bertajuk 'The 2023 state of the climate report: Entering uncharted territory' itu, peneliti postdoctoral di Oregon State University (OSU) dan 11 rekan penulis lainnya memasukkan soal rekor iklim dipecahkan dengan "margin yang sangat besar."

"Pada akhir abad ini (tahun 2100, red), diperkirakan 3 hingga 6 miliar orang, kira-kira sepertiga hingga setengah populasi global, akan berada di luar wilayah yang layak huni," simpul para peneliti, mengutip kajian Lenton dkk. (2023).

Ilustrasi kekeringan ekstrem.

Photo :

Mereka, kata studi itu, akan "menghadapi panas yang ekstrem, terbatasnya ketersediaan pangan, dan meningkatnya angka kematian karena penyakit yang merupakan dampak perubahan iklim."

Peneliti pascadoktoral Oregon State University dan juga salah satu penulis utama studi, Christopher Wolf, dikutip dari Futurism, menyatakan "kita sedang menuju potensi runtuhnya sistem alam dan sosial-ekonomi dan dunia dengan panas yang tak tertahankan dan kekurangan sumber daya alam, makanan, dan air bersih."

Jika ia mensyaratkan, tak ada "tindakan yang mengatasi akar masalah umat manusia yang mengambil lebih banyak dari Bumi daripada yang bisa diberikan secara aman." Berbagai media pun menjadikan studi ini sebagai 'ramalan kiamat'.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya