WNI di Qom: Iran Malah Menunggu-nunggu Serangan Balasan Israel, Rakyatnya Tidak Takut

Presiden Iran, Ebrahim Raisi (tengah).
Sumber :
  • X

Qom - Ancaman zionis Israel yang berencana melancarkan aksi balas dendam tak membuat takut pemerintah dan rakyat Iran. Bahkan, Iran disebut malah menunggu-nunggu realisasi ancaman serangan balasan dari Israel.

Hal itu disampaikan seorang warga negara Indonesia (WNI) bernama Sayid Idrus Alhamid yang berada di Kota Qom, Iran. Dia menceritakan dalam beberapa hari pasca serangan drone dan rudal Iran ke Israel, kondisi di negara Timur Tengah itu masih aman kondusif.

"Sama seperti hari pertama, hari keempat masyarakat masih beraktivitas dengan sangat normal dengan biasanya. Rumah-rumah masih tetap buka, sekolah-sekolah, pertokoan juga masih buka," kata Idrus dalam Kabar Siang tvOne yang dikutip VIVA pada Kamis, 18 April 2024.

Dia mengatakan soal ancaman Israel yang mau balas dendam malah dinanti pemerintah Iran. Idrus bilang seperti itu karena merujuk pernyataan otoritas Iran bahwa jika Israel menyerang maka akan langsung dibalas lebih keras.

"Memang seandainya Israel mau menyerang balas, maka Iran sudah mengeuarkan statement, kita akan membalas dengan lebih keras," ujar Idrus.

Idrus pun mengutip pernyataan petinggi Iran terkait aksi serangan ke Israel pada 12 April 2024. Serangan drone hingga rudal Iran itu berjarak 12 hari setelah ulah Israel yang lebih dulu mengebom Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024.

"Kalau seandainya Israel coba melakukan agresi untuk mengebom tanah Iran, maka Iran tak akan lagi menunggu 12 hari. Iran akan membalasnya dalam waktu 12 detik. Itu yang dikatakan petinggi militer Iran," jelas Idrus.

Gedung konsulat Iran di Damaskus, Suriah, hancur diserang Israel pada 1 April 2024.

Photo :
  • Xinhua via Antara Foto

Lebih lanjut, dia bilang rakyat Iran sangat mendukung langkah pemerintahnya. Ia menuturkan sejauh ini tidak pernah mendengar ada rakyat Iran yang turun ke jalan untuk protes langkah pemerintahnya melakukan aksi balasan ke Israel pada akhir pekan lalu,

"Kalau seandainya ada masyarakat yang tidak suka atau turun ke jalan, itu pasti sudah digoreng oleh media-media barat atau media yang tidak suka dengan Iran. Tapi, nyatanya itu tidak ada," ujar Idrus.

"Nyatanya masyarakat Iran setuju dengan keputusan yang diambil oleh pemerintahnya untuk menyerang balas Israel," lanjut Idrus.

Menurut dia, rakyat Iran setuju dengan langkah pemerintahnya karena sudah geram dengan kebiadaban Israel di tanah Palestina.

"Genosida besar-besaran dilakukan di depan mata kita sendiri. 33 ribu korban itu bukan jumlah yang sedikit," kata Idrus.

Dia berujar rakyat Iran sepertinya sudah menanti-nanti serangan dari Israel. Dengan serangan balasan Israel maka Iran akan melancarkan pembelaan.

"Masyarakat Iran itu pun seperti itu menanti-nanti, kapan ini, siapa yang akan menampar, siapa yang akan memukul kebiadaban Israel ini," tuturnya.

Austria Cibir Surat Perintah ICC untuk Tangkap Netanyahu “Tak Dapat Dipahami dan Menggelikan”

"Sehingga begitu pemerintah Iran mengambil keputusan untuk menyerang balas Israel maka masyarakat Iran mendukung," ujarnya.

Surat Perintah ICC untuk Tangkap Netanyahu Harus Dilaksanakan, Menurut Uni Eropa

Idrus menambahkan posisi pemerintah Iran sepertinya tak takut dengan ancaman serangan balasan Israel. Kata dia, serangan Israel itu malah ditunggu-tunggu.

"Rakyat dan pemerintah Iran tidak takut terhadap serangan balasan Israel. Malah mereka menunggu-nunggu," katanya.

Alasan Pengadilan Kriminal Internasional Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel Netanyahu

"Bahkan, masyarakat Iran mengatakan itu yang kita cari, itu yang kita tunggu-tunggu. Mereka balas maka kita akan balas habis-habisan," sebut Idrus.

Arsip - Para pengunjuk rasa Palestina bentrok dengan tentara Israel usai aksi protes menentang perluasan permukiman Yahudi di Desa Kufr Qadoom, dekat Kota Nablus, Tepi Barat, Jumat, 4 Februari 2022.

PBB: Kematian Anak Palestina akibat Dibunuh Tentara Israel di Tepi Barat Naik Tiga Kali Lipat

PBB melaporkan lonjakan tiga kali lipat dalam jumlah anak Palestina yang dibunuh oleh tentara Israel di daerah pendudukan Tepi Barat.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024