Presiden Iran Ancam Serangan Secara Brutal ke Israel Jika Berani Membalas!
- X
VIVA – Presiden Iran Ebrahim Raisi memperingatkan Israel bahwa mereka akan menghadapi respons yang menyakitkan jika Israel mengambil tindakan sekecil apa pun dalam menanggapi serangan drone dan rudal Iran.
Serangan Iran terhadap Israel pada malam Sabtu-Minggu terjadi sebagai tanggapan atas serangan udara tanggal 1 April terhadap kompleks kedutaan Teheran di Damaskus yang dilakukan Israel, sehingga menewaskan 7 Pengawal Revolusi, 2 di antaranya yakni jenderal.
“Kami dengan tegas menyatakan bahwa tindakan sekecil apa pun terhadap kepentingan Iran pasti akan ditanggapi dengan respons yang parah, luas dan menyakitkan,” kata Raisi dalam panggilan telepon Senin malam dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, di kutip dari The Times Of Israel, Kamis, 18 April 2024.
Raisi menegaskan kembali bahwa Iran bertindak untuk membela diri, dan mengatakan bahwa operasi tersebut menargetkan pangkalan-pangkalan Israel yang digunakan untuk melakukan serangan di Suriah.
Sedangkan wakil Menlu Negeri, Ali Bagheri Kani juga menanggapi situasi buruk dengan Israel, mengatakan pada Senin malam bahwa negara Yahudi akan menghadapi tanggapan yang tegas dan keras jika mengambil tindakan lebih lanjut terhadap Iran.
Kani menegaskan tidak akan ada lagi jeda 12 atau 13 hari antara tindakan rezim Zionis dan respons kuat Iran. Zionis sekarang harus memperhitungkannya dalam hitungan detik, bukan jam.
Iran mengatakan bahwa pihaknya telah memberi tahu Amerika Serikat dan memberikan peringatan 72 jam kepada negara-negara tetangganya sebelum melakukan serangan terbatas terhadap Israel.
Kepala Staf IDF Herzi Halevi pada hari Senin berjanji untuk menanggapi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan setelah seruan untuk menahan diri mengalir dari para pemimpin dunia karena takut akan konflik regional yang lebih luas.
"Peluncuran begitu banyak drone, rudal jelajah, dan UAV ke wilayah Negara Israel akan ditanggapi dengan baik,” kata Halevi kepada pasukan di Pangkalan Udara Nevatim, yang terkena serangan Iran pada Sabtu malam.
Tentara Israel mengatakan sebagian besar senjata tersebut ditembak jatuh dengan bantuan AS dan sekutu lainnya. Serta serangan tersebut menyebabkan kerusakan ringan pada pangkalan militer, akan tetapi seorang anak di Israel selatan mengalami luka serius
Namun, AS dan sekutu lainnya mendesak untuk menahan diri, di tengah kekhawatiran bahwa pembalasan Israel dapat memicu konflik yang lebih luas dan memecah belah koalisi pimpinan AS yang bersatu untuk menumpas serangan udara Iran.
Meskipun ada kekhawatiran akan terjadinya peperangan yang lebih besar, kelompok garis keras Israel berpendapat bahwa negara tersebut harus melakukan respons untuk memulihkan pencegahan.
Washington, sekutu utama Israel dan pemasok senjata, telah menegaskan bahwa pihaknya tidak akan bergabung dengan Israel dalam serangan apa pun terhadap Iran, kata seorang pejabat senior AS.