Kemlu Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban Penusukan Massal di Mal Sydney
- AP Photo/Rick Rycroft
Sydney – Kementerian Luar Negeri RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam insiden penusukan massal di pusat perbelanjaan Westfield Bondi Junction di Sydney, Australia, pada Sabtu sore waktu setempat.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha mengatakan bahwa setelah kejadian itu, Konsulat Jenderal RI di Sydney segera berkoordinasi dengan Kemlu Australia dan kepolisian setempat untuk memastikan adanya korban WNI.
"Kami juga menghubungi simpul-simpul masyarakat Indonesia, dan dipastikan hingga saat ini, tidak ada informasi korban WNI dalam serangan itu," kata Judha melalui pesan singkat.
Judha menyebut jumlah WNI di Sydney sekitar 10.000 orang, yang sebagian besar adalah pelajar/mahasiswa dan pekerja migran.
Terpisah, Konsul Jendral RI di Sydney Vedi Kurnia Buana meminta WNI yang berada di Sydney, Australia, untuk menghindari area keramaian dan tetap waspada pascapenusukan massal di ibu kota Negara Bagian New South Wales itu.
"KJRI Sydney segera berkoordinasi dengan Department of Foreign Affairs and Trade (Kemlu) dan Australian Federal Police (Kepolisian) serta menghubungi simpul masyarakat Indonesia," kata Konjen Vedi melalui keterangan resmi KJRI Sydney yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Kendati hingga saat ini tidak ada informasi WNI yang menjadi korban dalam serangan tersebut, Vedi meminta WNI untuk menghubungi nomor hotline: (+61) 434 544 478 jika memiliki informasi lebih lanjut atau memerlukan bantuan KJRI Sydney.
Insiden penusukan di pusat perbelanjaaan Westfield Bondi Junction di Sydney terjadi pada Sabtu sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Polisi memberikan informasi bahwa pelaku penyerangan, yakni satu orang, telah dilumpuhkan dan tewas di tempat.
Lebih dari delapan korban penyerangan telah dibawa ke rumah sakit dan dalam kondisi kritis, termasuk satu orang anak. Hingga pukul 19.47 waktu setempat, ada tujuh orang tewas dalam insiden tersebut, termasuk tersangka yang ditembak mati aparat.
Polisi New South Wales mengidentifikasi pelaku adalah seorang pria berusia 40 tahun. Namun, polisi belum dapat mengungkap nama tersangka sampai identifikasi resmi dilakukan, namun mereka saat ini tidak menganggap serangan itu terkait dengan terorisme.