Reaksi Pemimpin Hamas Tahu Anak-Cucunya Dibunuh Israel saat Idul Fitri: Allah Istirahatkan Mereka
- New York Post
Gaza – Serangan Israel di Gaza utara telah menewaskan tiga putra dan empat cucu dari pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, tepat pada hari Rabu ketika umat Islam tengah merayakan hari raya Idul Fitri.
Sebuah video pun beredar di sosial media, Ismail Haniyeh, nyaris shock dan tampak tidak bereaksi terhadap berita bahwa tiga putra dan empat cucunya tewas dalam serangan udara Israel, dan bersikeras agar ia melanjutkan tur yang ia jalani di rumah sakit.
Haniyeh (61 tahun) saat diberitakan, memang tengah mengunjungi warga Palestina yang terluka di rumah sakit di Qatar, tempat dia tinggal di pengasingan, pada hari Rabu ketika dia mendapat telepon dari seseorang yang mengatakan melalui isak tangis dalam bahasa Arab: “Hazem, Mohammed dan Amir telah terbunuh, bersama dengan anak-anak mereka,” ujar seseorang tersebut, melansir video yang dibagikan di X (sebelumnya Twitter).
Kepala diplomat Hamas yang terkenal akan ketangguhannya tampak tidak bereaksi dan tetap tenang, hanya mengucapkan kata-kata: “Allah mengistirahatkan jiwa mereka.”
Ketika seorang ajudan bertanya kepada Haniyeh apakah mereka harus mempersingkat kunjungan ke rumah sakit karena perkembangan tragis tersebut, Haniyeh dengan santai menolak gagasan tersebut. "Tidak, tidak. Memangnya kenapa? Ayo kita lanjutkan,” katanya, terdengar sangat optimis saat dia berjalan menuju pintu.
Haniyeh, yang memiliki 13 anak, menurut sumber Hamas, kemudian mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, dilansir Sabtu, 13 April 2024 bahwa anggota keluarganya “menjadi (mati) syahid dalam perjalanan menuju pembebasan Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa.”
Dia mengatakan kematian orang-orang yang dicintainya tidak akan melunakkan sikap Hamas dalam perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung dengan Israel.
“Darah anak-anak saya tidak lebih berharga dari darah rakyat kami,” katanya kepada Al Jazeera. “Musuh akan berkhayal jika berpikir bahwa menargetkan anak-anak saya, pada klimaks perundingan dan sebelum gerakan tersebut mengirimkan tanggapannya, akan mendorong Hamas untuk mengubah posisinya.”
Tiga putra dan empat cucu pemimpin Hamas, yang mana tiga laki-laki dan satu perempuan, sedang mengendarai mobil melalui kamp pengungsi Shati di Gaza untuk mengunjungi kerabat pada hari pertama liburan Idul Fitri ketika kamp tersebut terkena serangan rudal Israel.
Militer Israel membenarkan serangan udara tersebut dan mengatakan bahwa putra-putra Hanieyeh menjadi sasaran karena mereka adalah termasuk ‘teroris’. Mereka tidak mengomentari kematian anak cucu Haniyeh, dan mengklaim “tidak ada informasi mengenai hal itu saat ini.”
Haniyeh mengecam Israel, dengan mengatakan bahwa mereka kini “didorong oleh semangat balas dendam.”