Brutal, Ekuador Bobol Kedutaan Besar Meksiko Untuk Tangkap Paksa Wapresnya yang Dituduh Korupsi
- Al Jazeera
Ekuador – Pihak berwenang Ekuador mengambil langkah ‘ekstrem’ dengan membobol kantor kedutaan asing Meksiko untuk menangkap mantan wakil presiden Ekuador yang menghadapi tuduhan korupsi.
Polisi Ekuador pada Jumat malam pekan lalu, dengan kekerasan memaksa masuk ke wilayah Kedutaan Besar Meksiko di ibu kota Ekuador, Quito, untuk menangkap Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas, yang telah tinggal di fasilitas diplomatik tersebut sejak Desember lalu usai meminta suaka kepada pihak Meksiko.
Glas (54 tahun) pindah ke kedutaan Meksiko pada 17 Desember lalu, mencari suaka karena dia mengatakan dia telah dianiaya secara politik. Keputusannya diambil pada saat yang sama ketika pihak berwenang memerintahkan dia untuk hadir di hadapan jaksa untuk menjawab pertanyaan dalam penyelidikan korupsi terhadapnya. Jaksa sedang menyelidiki dugaan kesalahan pengelolaan dana yang dimaksudkan untuk upaya rekonstruksi gempa, melansir AP News, Senin, 8 April 2024.
Pemerintah Meksiko memberinya suaka politik pada hari Jumat, 15 April 2024, hanya beberapa jam sebelum polisi Ekuador menggerebek kedutaan itu.
Rekaman dramatis penyerangan itu menunjukkan petugas bersenjata lengkap memanjat tembok luar gedung sebelum diplomat senior Meksiko, Roberto Canseco, terjatuh saat Glas ditangkap. "Ini tak mungkin. Ini gila,” kata Canseco terekam berteriak. “Saya khawatir, karena mereka mungkin akan membunuhnya,” teriaknya dalam video.
Glas sebelumnya divonis bersalah atas tuduhan suap dan korupsi dalam dua kasus terpisah, salah satunya terkait dengan perusahaan konstruksi Brasil Odebrecht dan membuatnya dijatuhi hukuman enam tahun penjara. Dia kemudian dijatuhi hukuman delapan tahun penjara karena perannya dalam skema pengumpulan suap untuk pengadaan publik.
Karena hal ini, pemerintahan presiden Ekuador Daniel Noboa mendapat kecaman cepat dari para pemimpin dan juga diplomat. Kantor Noboa membela keputusan tersebut, sementara presiden lainnya mengatakan keputusan tersebut melanggar norma internasional.
Pada Sabtu pagi usai penangkapan, Glas dipindahkan ke penjara dengan keamanan maksimum di kota Guayaquil yang merupakan rumah bagi beberapa penjahat paling terkenal di Ekuador. Penjara ini dijuluki “The Rock”, mengacu pada lembaga pemasyarakatan California, Alcatraz.
Berdasarkan hukum internasional, lokasi kedutaan di sebuah negara “tidak dapat diganggu gugat” dan “agen negara penerima tidak boleh memasukinya, kecuali dengan izin dari kepala misi”.
Pasal 22 Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik tahun 1961 menyatakan: “Lokasi misi, perabotannya dan properti lainnya di atasnya serta sarana transportasi misi harus kebal dari penggeledahan, pengambilalihan, penyitaan, atau eksekusi.”