WHO: Jika Pasien RS Al Shifa Gaza Tak Dievakuasi, Maka Akan Ada Lebih Banyak Kematian
- aljazeera.com
Gaza – Hancurnya Rumah Sakit Al Shifa di Gaza oleh pihak Israel mungkin berarti diperlukan lebih banyak evakuasi medis, kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyatannya.
Jika evakuasi ini tidak dilakukan dengan cepat, hal ini dapat menyebabkan lebih banyak kematian, lanjut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Pasukan Israel, yang meninggalkan rumah sakit di Kota Gaza tersebut pada pada awal pekan ini setelah melakukan operasi selama dua minggu, menahan ratusan tersangka militan Palestina dan meninggalkan sejumlah bangunan yang hancur akibat ulah mereka.
“Orang yang membutuhkan evakuasi medis akan meningkat, dan evakuasi medis sudah berjalan lambat,” kata pimpinan WHO tersebut, melansir Al Jazeera, Kamis, 4 April 2024. “Masyarakat akan meninggal karena tidak mendapat pelayanan baik dari Shifa atau karena lambatnya evakuasi karena tidak bisa dievakuasi,” lanjutnya.
Israel mengatakan pihaknya membunuh ratusan pejuang Hamas yang bermarkas di sana. Hamas dan staf medis membantah ada pejuang yang hadir. “Proses evakuasi harus dipercepat,” katanya. “Kalau tidak, kita akan kehilangan banyak orang. Kita akan kehilangan banyak nyawa.”
Richard Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Tepi Barat dan Gaza, mengatakan penghancuran Rumah Sakit Al Shifa akan menyebabkan ribuan orang kehilangan layanan kesehatan. Dia mengatakan para pasien harus dipindahkan ke fasilitas kesehatan lain di wilayah utara Palestina yang dilanda perang, dan sudah kesulitan untuk tetap berfungsi.
“Kita harus menyadari bahwa layanan kesehatan yang disediakan di Gaza tidak mencukupi,” katanya. "Sistem kesehatan saat ini sedang lemah seperti yang sering kita katakan. Ini tidak cukup. Tidak lengkap."
Hanya 10 dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih dapat berfungsi meski hanya sebagian, kata Tedros. Dia mengatakan WHO sedang berusaha mengunjungi tempat di mana Al Shifa berdiri untuk berbicara dengan staf dan melihat apa yang bisa diselamatkan, namun situasi di lapangan tampak “bencana”.
Al Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza sebelum perang memiliki 750 fasilitas tempat tidur dan banyak ruang operasi, dan menjadi salah satu dari sedikit fasilitas kesehatan yang sebagian beroperasi di utara Gaza sebelum serangan tersebut.