Menjelang Pemilu, Muslim di India Khawatir Kebencian Terhadap Islam Meningkat

Faheem Qureshi terbunuh dalam kerusuhan anti-Muslim pada bulan Februari di negara bagian Uttarakhand, India (Doc: CNA)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

New Delhi – Setelah saudara laki-lakinya dibunuh dalam kerusuhan anti-Muslim, Pervez Qureshi, seorang warga India, kembali menonton video yang dia yakini dapat menghasut para pembunuh adiknya saat itu. Pembunuhan tersebut merupakan bagian dari gelombang kebencian yang dikobarkan di media sosial menjelang pemilu India.

India sendiri mempunyai sejarah panjang dan suram mengenai bentrokan sektarian antara mayoritas Hindu dan agama minoritas terbesarnya, Muslim. Namun, para analis memperingatkan bahwa semakin banyak teknologi modern yang digunakan untuk secara sengaja mengeksploitasi perpecahan.

“Video dan pesan dibagikan di Facebook dan WhatsApp yang berisi kata-kata yang menghasut untuk melakukan kekerasan,” kata Qureshi saat mengingat serangan terhadap saudaranya Faheem pada bulan Februari di kota utara Haldwani di negara bagian Uttarakhand.

“Itu meracuni atmosfer (toleransi)," tambahnya, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 4 April 2024.

Kekerasan anti-Muslim telah meningkat di seluruh India sejak Narendra Modi menjadi perdana menteri pada tahun 2014 (Doc: The New Arab)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Hampir 550 juta lebih orang India memiliki akses ke internet dibandingkan ketika Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa satu dekade lalu, menurut angka dari Asosiasi Internet dan Seluler India.

Partai Bharatiya Janata (BJP) yang merupakan partai nasionalis Hindu Modi diperkirakan akan memenangkan masa jabatan ketiga dalam pemilu yang dimulai pada 19 April mendatang.

Sebagian dari popularitasnya dapat dikaitkan dengan tim kampanye daring partainya yang hebat, yang dikelola oleh ribuan sukarelawan yang memperjuangkan perbuatan baik dan prestasinya.

"Penggunaan media sosial oleh Modi juga membangkitkan nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda di setiap sudut negara," kata Manish Saini, pemimpin pemuda "Sel IT" BJP di negara bagian Uttarakhand, yang bekerja secara online untuk menjangkau pemilih.

Namun, para kritikus menuduh aparat media sosial BJP yang canggih juga mengobarkan api perpecahan.

Pemimpin komunitas Haldwani, Islam Hussain, mengatakan ketegangan sudah tinggi sebelum kekerasan terjadi pada bulan Februari, setelah berbulan-bulan muncul unggahan di media sosial yang menghasut, di mana mereka menyebut umat Islam sebagai orang luar.

Dikatakan bahwa karena meningkatnya populasi umat Islam, demografi sosial Uttarakhand berubah, kata Hussein. “Sel media sosial sayap kanan mempunyai peran besar dalam menciptakan suasana kebencian terhadap umat Islam.”

Bentrokan diketahui meletus setelah pihak berwenang mengatakan sebuah masjid dibangun secara ilegal, dan sebuah kelompok Muslim berkumpul untuk mencegah pembongkarannya.

Beberapa orang melemparkan batu ke arah petugas polisi, yang kemudian memukul balik mereka dengan tongkat dan gas air mata.

Anti-Islam meningkat di India

Photo :
  • LA Times
Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros

Namun di lain sisi, warga Hindu berkumpul untuk mendukung tindakan keras polisi, meneriakkan slogan-slogan keagamaan dan melemparkan batu ke arah kerumunan Islam.

Rekaman kerusuhan juga dengan cepat menyebar di media sosial. Didorong oleh seruan online untuk melakukan mobilisasi, massa Hindu mengamuk di jalan-jalan.

Kemenag Selenggarakan Forum Sharia Internasional yang Dihadiri 14 Negara, Ini yang Jadi Pembahasan

“Ini waktunya memberi mereka pelajaran,” tulis salah satu dari puluhan unggahan yang menghasut.

“Waktunya telah tiba untuk mengalahkan umat Islam.”

Nadia Siswi Kristen 9 Tahun di Madrasah Islam Kini Dapat Bantuan
Menkopolkam Budi Gunawan

Budi Gunawan Minta Usulan KPU jadi Badan Ad Hoc Dikaji Lebih Dalam

Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) RI, Budi Gunawan meminta usulan KPU jadi lembaga Ad Hoc.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024