Azan Tetap Berkumandang di Tengah-tengah Masjid yang Telah Hancur di Jalur Gaza
- Anadolu Ajansi
VIVA – Meski puluhan masjid di Jalur Gaza dihancurkan oleh tentara Israel, azan masih tetap berkumandang di tempat-tempat ibadah tersebut pada waktu yang dijadwalkan.
Di bagian utara Gaza, menara Masjid al-Awda masih berdiri, meskipun serangan udara Israel telah menghancurkan masjid tersebut dalam perang yang sedang berlangsung sejak 7 Oktober 2023, dilansir dari Anadolu Ajansi pada 2 April 2024.
Di sebelah menara tinggi terdapat tumpukan puing dan puing-puing, serta reruntuhan masjid berserakan di mana-mana.
Selama Ramadhan, masjid ini menjadi kenangan bagi masyarakat Gaza utara, yang rutin datang ke sini untuk salat malam (Tarawih) dan beribadah selama bulan puasa.
Didekorasi secara tradisional untuk perayaan Ramadan di masa lalu, tahun ini suasana berubah suram ketika penduduk setempat berduka atas hancurnya masjid tersebut.
Selama Ramadan setiap tahun, masjid menyambut ratusan jamaah setiap tahun sebelum azan Maghrib, berkumpul untuk membaca Al-Quran dan menyediakan makanan berbuka puasa bagi orang-orang miskin yang beriman.
Masjid al-Awda yang dibangun hampir 50 tahun lalu ini terletak di kamp pengungsi Jabalia untuk pengungsi Palestina.
Di dekat masjid, Awwad Shurafa, 55, seorang warga Palestina, merasa sangat sedih atas pemboman masjid dan rumah.
“Kami merayakan dan mendekorasi masjid, tapi semuanya hilang karena perang,” kenangnya.
“Pasukan pendudukan telah menyebabkan kehancuran di mana-mana, menghancurkan rumah dan masjid kami, menggusur dan membunuh warga Palestina dan menghilangkan kegembiraan Ramadhan,” tambahnya. ”.
Shurafa mengingat kembali kenangan Ramadan di dalam masjid yang dipenuhi jamaah dan orang beriman, namun hari ini semuanya seakan hilang.
Begitu pula dengan Masjid Al-Mahatta di kawasan Tuffah Kota Gaza yang hancur total akibat serangan Israel, namun azan terus 'terdengar dari reruntuhan'.
Yasser Hassouna, 23, tidak segan-segan menghadiri setiap salat di masjid, di mana ia mengumandangkan azan dan membacakan Al-Quran, menantang Israel.
“Menghadapi genosida dan serangan terhadap masjid, setiap hari kami pergi ke masjid al-Mahatta untuk mengumandangkan azan,” kata Hassouna.
“Kami bertekad untuk pergi ke masjid untuk salat dan azan di tengah perang genosida Israel terhadap Gaza,” tambahnya.
Sementara itu, Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, serangan lintas batas oleh Hamas yang menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas.
Sejak itu, hampir 32.800 warga Palestina tewas dan 75.300 lainnya terluka di tengah kehancuran yang meluas dan kekurangan kebutuhan dasar. Israel telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan masyarakatnya, terutama penduduk di Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ), yang pada hari Kamis meminta Israel untuk berbuat lebih banyak untuk mencegah kelaparan di Gaza.