Kasus Demam Berdarah di Singapura Meroket, Sudah Makan Korban Sebanyak Ini
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Singapura – Jumlah kasus demam berdarah di Singapura naik dua kali lipat pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.
Lebih dari 5.000 kasus demam berdarah dilaporkan, meningkat dari 2.360 kasus pada kuartal yang sama tahun lalu, menurut laporan Badan Lingkungan Hidup Nasional atau the National Environment Agency (NEA).
Pada tanggal 25 Maret 2024 lalu, tujuh orang meninggal dunia akibat infeksi demam berdarah lokal, melampaui jumlah enam kematian sepanjang tahun 2023.
Angka-angka tersebut diungkapkan saat peluncuran kampanye nasional pencegahan demam berdarah pada hari Minggu, yang dilakukan menjelang puncak musim demam berdarah dari bulan Mei hingga Oktober.
"Sangat mengkhawatirkan karena kita melihat peningkatan jumlah kasus tahun ini," kata Sekretaris Parlemen Senior NEA Baey Yam Keng, seperti yang dikutip oleh channel news asia.
"Kita memiliki lebih dari 300 kasus demam berdarah per minggu pada kuartal pertama ini," tambah Baey Yam Keng.
Populasi nyamuk Aedes aegypti juga tetap tinggi, dengan jumlah habitat perkembangbiakan nyamuk Aedes yang ditemukan di pemukiman pada Januari dua kali lipat dibandingkan Januari 2023.
Menurut pembaruan terbaru di situs web NEA, ada 27 klaster demam berdarah yang berada di bawah tingkat kewaspadaan "merah" pada 28 Maret, menunjukkan wilayah-wilayah dengan risiko tinggi yang memiliki 10 kasus atau lebih.
NEA dalam situsnya menyatakan bahwa ada empat serotipe virus dengue yang beredar di Singapura. Serotipe virus dengue 2 (DENV-2) telah mendominasi sejak September 2023, menggantikan dominasi periodik DENV-1 dan DENV-3 pada tahun 2023.
“Populasi kami di Singapura juga memiliki kekebalan yang rendah terhadap keempat serotipe virus dengue,” kata NEA.
“Berlanjutnya kehadiran semua faktor risiko demam berdarah ini dapat menyebabkan lonjakan kasus demam berdarah dalam beberapa bulan mendatang, jika tindakan yang diambil tidak memadai,” tutur situs itu lagi.
NEA menyebut wabah demam berdarah dapat dicegah tahun lalu karena peningkatan tindakan pencegahan dan pengendalian. Hasilnya, jumlah infeksi demam berdarah turun 69 persen – dari 32.173 kasus pada 2022 menjadi 9.949 kasus.
NEA melakukan lebih dari 813.000 inspeksi pada 2023, mengungkap lebih dari 19.600 habitat perkembangbiakan nyamuk. Lebih dari separuhnya ditemukan di perumahan, 38 persen di tempat umum dan 5 persen di lokasi konstruksi.
NEA mengatakan bahwa sama seperti tahun lalu, bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan upaya pencegahan demam berdarah sangat penting dalam memerangi demam berdarah.
“Kampanye Nasional Pencegahan Demam Berdarah 2024 menekankan bahwa pencegahan demam berdarah adalah tanggung jawab sosial, dan akan terus menggalang masyarakat untuk tetap waspada dan mengurangi risiko infeksi demam berdarah,” ucapnya.