Menhan AS: Kami Tak Akan Biarkan Ukraina Kalah dari Rusia
- cnbc.com
AS – Menteri Pertahanan Amerika Serikat dan kepala Pentagon Lloyd Austin berjanji bahwa Amerika akan terus mendukung upaya perang Ukraina melawan Rusia, bahkan ketika Kongres Amerika masih mengalami kebuntuan mengenai pendanaan untuk mengirim senjata tambahan ke garis depan.
Ia mengatakan bahwa AS tidak akan membirkan Ukraina kalah dari Rusia.
"Amerika Serikat tidak akan membiarkan Ukraina gagal,” kata Austin, berbicara kepada lebih dari 50 pemimpin pertahanan dari Eropa dan seluruh dunia yang bertemu di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman, melansir AP News, Sabtu, 30 Maret 2024.
"Koalisi ini tidak akan membiarkan Ukraina gagal. Dan dunia bebas tidak akan membiarkan Ukraina gagal," lanjutnya.
Pertemuan itu terjadi seminggu setelah para pejabat pertahanan AS menemukan dan menggunakan $300 juta tabungan kontrak untuk mendanai paket bantuan militer baru untuk Ukraina, dengan menarik senjata dari persediaan di Pentagon.
Dalam sesi tersebut, para pemimpin negara lain juga menjanjikan bantuan baru untuk Ukraina. Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan bahwa Jerman akan menyediakan amunisi dan kendaraan lapis baja serta transportasi senilai sekitar $542 juta (500 juta euro).
"Kami membantu Ukraina dengan apa yang paling dibutuhkan mereka dalam pertahanan melawan agresi Rusia,” kata Pistorius, seraya menambahkan bahwa bantuan tersebut mencakup 10.000 amunisi dari Angkatan Darat Jerman atau Bundeswehr, persediaan yang akan segera dikirim ke Ukraina, serta 100 kendaraan lapis baja untuk infanteri dan 100 kendaraan angkut.
Paket bantuan AS senilai $300 juta adalah paket senjata pertama yang dikirim oleh pemerintahan Biden sejak Desember, bahkan ketika kondisi medan perang di Ukraina semakin mengerikan.
Seperti diketahui, invasi Rusia di Ukraina telah berlangsung selama dua tahun lebih, sejak pecah pada 24 Februari 2022 lalu.
Presiden Rusia Vladimir Putin dengan kuat tetap menyerang pihak Krimea, ditambah lagi dengan kejadian terorisme di Moskow baru-baru ini, yang menewaskan 140 orang dan melukai 150 lainnya, yang diyakini Putin bahwa, selain ISIS-K, Ukraina dan Barat adalah dalang dibaliknya.