Bikin Bangga! Ustaz Asal Indonesia Ini Sering Menjadi Pengisi Kajian di Masjid Nabawi
- Himpunan Penyelenggara Umrah & Haji
VIVA – Masjid Nabawi adalah tempat suci bagi umat Islam yang digunakan untuk beribadah dan berziarah. Masjid Nabawi juga kerap membuka kelas-kelas kajian bagi para jemaah yang berkunjung.
Dilansir dari Himpunan Penyelenggara Umrah & Haji pada Jumat 29 Maret 2024, bahkan Masjid Nabawi memiliki Kuliah Masjid Nabawi (Ma'had Al Haram) yang terbuka untuk orang Arab Saudi dan non-Arab dari jenjang Mutawasithah hingga jenjang Jaamiah.
Namun, tidak disangka-sangka bahwa di antara berbagai kursus dan kuliah yang ditawarkan di Masjid Nabawi, ada satu majelis yang menggunakan bahasa Indonesia yang dipimpin oleh ustadz asal Indonesia bernama Ustaz Ariful Bahri. Ustadz asal Riau itu telah mengajar kajian di Masjid Nabawi selama hampir lima tahun sejak 2019.
Kajian Ustaz Ariful Bahri disampaikan dalam bahasa Indonesia dan berkonsentrasi pada materi manasik haji, seperti yang dilansir dari Antara News pada Jumat 29 Maret 2024. Materi disampaikan dalam Bahasa Indonesia, sehingga mudah bagi peserta untuk mencerna dan memahaminya.
Studinya juga dihadiri oleh beberapa negara lain seperti Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam, meskipun mayoritas jemaahnya WNI.
Di luar musim haji, kajian ustaz Ariful Bahri membahas tentang sejarah dan keutamaan Kota Madinah. Ustaz Ariful Bahri mengisi kajian keislaman setiap hari, tanpa libur kecuali ketika dia sakit atau pergi ke Kota Makkah.
Ustaz Ariful Bahri adalah lulusan dari S1 hingga S3 dari Universitas Islam Madinah (UIM). Menurut laman Instagram resmi cabang Madinah dari Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI), Ariful telah menyelesaikan sidang S3-nya pada Mei 2023.
Ketika ditanya mengenai kisah dirinya bisa menjadi salah satu pengisi kajian di Masjid Nabawi, Ustaz Ariful menceritakan kisahnya saat dia kuliah S2 di Universitas Islam Madinah (UIM).
Di tahun 2019, kampus UIM bekerja sama dengan pengelola Masjid Nabawi untuk meminta mahasiswanya yang berpendidikan tinggi untuk memberikan kajian di masjid yang didirikan Rasulullah Muhammad SAW di sana.
Ustaz Ariful mengaku tidak tahu tentang proses seleksi karena dia tiba-tiba diterima untuk belajar di Nabawi. Ini terlepas dari fakta bahwa ia tidak pernah diminta berkas apa pun dan tidak ada proses seleksi lain yang dilakukan di kampus.
Akibatnya, pria yang mulai belajar di UIM sejak 2007 ini menganggap peluang untuk mengikuti pendidikan di Masjid Nabawi sebagai karunia besar dari Allah.