Pangeran MBS Bangun Resor Mewah NEOM di Atas 'Darah' Warga Saudi

Resor Mewah di Arab Saudi (Doc: The Sun)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Riyadh – Arab Saudi baru saja mengumumkan rencana terbaru mereka untuk membangun resor mewah futuristik NEOM. Ini merupakan sebuah resor dengan 250 kamar, lengkap dengan kolam renang tanpa batas terbesar di dunia.

Andai Waktu Bisa Diputar, Mancini Tak Akan Tinggalkan Timnas Italia Demi Arab Saudi

Treyam, proyek megalomaniak NEOM terbaru, berjanji untuk menantang norma arsitektur dengan desain inovatif yang menciptakan ilusi seperti matahari terbenam dari jauh.

Konsep terbaru Saudi yang menakjubkan ini akan berlokasi di atas laguna di selatan Teluk Aqaba, sebuah resor utama yang oleh para pengembang disebut sebagai surga yang tinggi.

Debut Pahit Arab Saudi di Gulf Cup 2024 usai Digilas Bahrain 3-2

Didesain hanya beberapa meter di atas permukaan laut, dewan direksi NEOM mengklaim bahwa para tamu akan merasa seperti melayang saat memilih untuk menginap di resor tersebut.

Resor Mewah di Arab Saudi (Doc: The Sun)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong
Bertemu Liga Muslim, Ketua MPR Sebut Prabowo Gembira Museum Rasulullah Dibangun di Indonesia

"Berlokasi strategis di seberang pembukaan salah satu laguna biru terindah di ujung selatan Teluk Aqaba, Treyam berdiri sebagai gerbang kemewahan yang mengundang para tamu untuk bereksperimen dengan gaya hidup aktif," menurut pengumuman NEOM.

“Arsitekturnya yang mencolok seperti jembatan menghubungkan pantai utara dan selatan, menjadi tuan rumah resor mewah dengan 250 kamar.," lanjutnya, dikutip dari The Sun, Rabu, 27 Maret 2024.

"Dari titik pandang yang tinggi, 36 meter di atas laut, para tamu disuguhi pengalaman yang menakjubkan, seolah-olah mengambang, dengan pemandangan laguna yang menakjubkan, karang yang hidup, dan perairan yang tenang dan tak terputus membentang hingga ke cakrawala."

Resor ini juga berjanji untuk menggabungkan kemewahan dengan petualangan, menawarkan berbagai olahraga dan aktivitas, termasuk berlayar, menyelam, dan olahraga air lainnya.

NEOM juga akan memiliki banyak kegiatan di darat yang dapat diikuti oleh para tamu, dengan perawatan spa dan pilihan santapan mewah.

Treyam hanyalah salah satu dari sekian banyak proyek ambisius di Arab Saudi karena kerajaan tersebut menghabiskan dana sebesar US$1 triliun atau setara dengan Rp15,8 kuadriliun, dalam upayanya untuk menghilangkan ketergantungannya pada minyak.

Melalui investasi besar-besaran sebagai bagian dari Visi Arab Saudi 2030, negara ini telah meluncurkan proyek-proyek ambisius yang didanai miliaran minyak dengan tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pelanggaran HAM

Sejalan dengan visi megalomania Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Saudi sangat ingin menjadi pusat dunia.

Harga masing-masing proyek belum diketahui, tetapi Saudi diperkirakan menghabiskan US$175 miliar atau Rp2,7 kuadriliun, setiap tahun untuk proyek-proyek besar antara tahun 2025 dan 2028.

Namun, di balik kedok mewah itu terdapat kisah mengerikan seperti ancaman, penggusuran paksa, dan pertumpahan darah, yang diduga melanggar hak asasi manusia (ham).

Banyak proyek yang mendapat kecaman keras atas pelanggaran hak asasi manusia, termasuk proyek NEOM senilai $500 miliar (Rp7,9 kuadriliun) di mana suku-suku di wilayah itu diusir dari tanah air mereka, dipenjarakan atau dieksekusi.

Setidaknya 20.000 anggota suku Huwaitat menghadapi penggusuran, tanpa informasi mengenai di mana mereka akan tinggal di masa depan.

Alya al-Huwaiti, seorang aktivis yang berbasis di Inggris dan merupakan anggota suku tersebut, mengatakan dia diberitahu bahwa drone diterbangkan secara teratur di provinsi Tabuk.

Masyarakat suku percaya bahwa ponsel dan akun media sosial mereka diawasi secara ketat.

Pihak berwenang di kota pelabuhan Jeddah juga menghancurkan banyak rumah untuk melaksanakan rencana pembangunan Saudi, dan ribuan penduduk setempat digusur secara ilegal.

Salah satu penggiat menyatakan "Neom dibangun di atas darah (orang Arab) Saudi".

Jeed Basyouni, direktur organisasi hak asasi manusia Reprieve di Timur Tengah, mengatakan: "Kami telah melihat, berkali-kali, bahwa siapa pun yang tidak setuju dengan putra mahkota, atau menghalangi jalannya, berisiko dijatuhi hukuman penjara atau kematian."

Satu orang diketahui telah dibunuh karena menolak proyek tersebut, sementara yang lain akan dieksekusi dan beberapa lainnya telah dijatuhi hukuman penjara yang lama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya