Departemen Luar Negeri AS Ungkap Operasi Militer di Rafah akan Bahayakan Keamanan Nasional Israel
- VIVA.co.id/Natania Longdong
VIVA – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Matthew Miller, mengatakan pada hari Selasa 26 Maret 2024 bahwa kemungkinan operasi militer di kota Rafah di Gaza akan membahayakan keamanan nasional Israel.
“Ini akan semakin mengisolasi Israel di dunia,” kata Miller kepada wartawan pada konferensi pers.
“Hal ini akan memisahkan Israel dari negara-negara yang telah menjadi mitra jangka panjang dengan Israel,”tambahnya.
Dia mengatakan operasi militer skala besar akan menimbulkan kerugian sipil bagi warga Palestina dan menghambat aliran bantuan kemanusiaan. Sebagian besar bantuan untuk Palestina yang dilanda perang disalurkan melalui Rafah.
Miller menegaskan kembali bahwa operasi ini juga bukan untuk kepentingan Israel. Amerika Serikat menentang rencana Israel melancarkan serangan darat ke Rafah, tempat lebih dari 1,4 juta orang mengungsi untuk menghindari perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Sementara itu, Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di wilayah Palestina sejak 1 Oktober 2017. Serangan lintas batas Hamas menyebabkan hampir 1.200 orang tewas.
Sejak saat itu, setidaknya 32,414 warga Palestina tewas dan 74,787 lainnya terluka di tengah kehancuran yang meluas dan kekurangan kebutuhan dasar.
Dewan Keamanan PBB pada hari Senin 25 Maret 2024 telah mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza selama bulan suci Ramadhan, namun Israel menolaknya dan bersumpah untuk melanjutkan perjuangannya melawan tanah Palestina.
Perang Israel yang kini memasuki hari ke-172, telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur Gaza Lantai di kawasan itu rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di hadapan Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk mengakhiri genosida dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.