Putin Sebut Teror di Moskow Dilakukan Kelompok Islam Radikal, Ukraina Juga Terlibat
- news.com.au
Moskow – Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Senin, mengakui untuk pertama kalinya bahwa kelompok Islam radikal berada di balik serangan sebuah gedung konser di luar Moskow. Meski demikian, Putin menyatakan bahwa kelompok teror itu ada hubungannya dengan Ukraina.
Sebelas orang telah ditahan sehubungan dengan serangan itu, yang melibatkan orang-orang bersenjata, yang menyamar menyerbu Balai Kota Crocus, menembaki penonton konser dan membakar gedung, yang menewaskan sedikitnya 139 orang.
“Kita tahu bahwa kejahatan tersebut dilakukan oleh kelompok Islam radikal, yang ideologinya telah diperjuangkan oleh dunia Islam selama berabad-abad,” kata Putin dalam pertemuan yang disiarkan televisi.
Namun, banyak pertanyaan yang belum terjawab, termasuk mengapa para penyerang mencoba melarikan diri ke Ukraina.
"Tentu saja, pertanyaannya perlu dijawab, mengapa setelah melakukan kejahatan para teroris mencoba pergi ke Ukraina? Siapa yang menunggu mereka di sana?," Putin bertanya, dikutip dari NDTV, Selasa, 26 Maret 2024.
“Kekejaman ini mungkin hanya sebuah rangkaian dari serangkaian upaya yang dilakukan oleh mereka yang berperang dengan negara kita sejak tahun 2014,” tambahnya, mengacu pada Ukraina dan sekutunya.
Tetapi, Ukraina telah menolak tuduhan bahwa mereka terlibat dalam aksi teror itu dan menganggap klaim Rusia tidak masuk akal.
Sebelumnya, para jihadis ISIS telah mengatakan beberapa kali sejak Jumat lalu, 22 Maret 2024, bahwa mereka bertanggung jawab atas penyerangan itu, dan saluran media yang berafiliasi dengan ISIS telah menerbitkan video grafis dari orang-orang bersenjata di dalam tempat tersebut.
Ketika ditanya tentang klaim keterlibatan ISIS, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung
Para pejabat memperkirakan jumlah korban tewas akan terus meningkat, karena tim penyelamat sedang mencari korban lainnya di lokasi tersebut.