Viral Foto dan Video Pelaku Terorisme di Rusia Diinterogasi Dengan Setruman Kelamin Agar Buka Suara

Teroris Pelaku Penembakan di Rusia
Sumber :
  • AP Photos

Dunia –  Foto-foto terbaru yang mengerikan menunjukkan pasukan keamanan Rusia secara brutal menyiksa salah satu tersangka teroris Moskow dengan mengikat alat kelaminnya ke baterai 80v dan menyetrumnya.

Rusia Masih Digdaya, Jenderal Ranger Amerika: Pasukan Mereka Tak Tersentuh

Rekaman interogasi baru ini menyusul video mengerikan serupa yang dirilis kemarin, yang menunjukkan pasukan keamanan Rusia memotong telinga tersangka teroris dan memaksanya memakannya.

Foto baru tersebut, yang dibagikan secara luas di saluran Telegram yang terhubung dengan Grup Wagner, memperlihatkan adegan penyiksaan secara gamblang.

Viral! Tulisan Pempek Palembang di Artileri 2S19 Msta-S Milik Rusia

Viral Video-Foto Teroris Moskow Diinterogasi Dengan Setruman Kelamin

Photo :
  • X

Salah satu tersangka pria bersenjata bernama Shamsuddin Fariddun, terlihat tergeletak di lantai dengan celana ditarik ke bawah dan kabel diikatkan ke alat kelaminnya. Syamsuddin yang mengatupkan mulutnya tampak merasakan sakit yang luar biasa. Pria di foto itu tergeletak di lantai dengan celana tergerai. Telepon lapangan TA-57, yang digunakan aparat keamanan untuk mengalirkan arus listrik, diduga tersambung ke tubuhnya. Penjepit kawat itu tampak terhubung ke alat kelaminnya, melansir Pravda, Selasa, 26 Maret 2024.

Kim Jong-un Jual 12 Ribu Nyawa Tentara Korut Demi Dapat Jet Tempur Sukhoi Rusia

Seorang pejabat dinas keamanan Rusia berdiri di dekatnya dengan kaki di atas lutut Shamsuddin.

Saluran Telegram yang membagikan foto tersebut mengatakan bahwa itu adalah teknik "interogasi biasa" yang sering dilakukan oleh pihak intelijen Rusia.

Ia menambahkan: “Dengan memutar kumparan, muatan listrik dilepaskan melalui kabel. Tegangan hingga 80 volt, yang kemudian dihubungkan ke tahanan melalui jari, telinga atau alat kelamin. Untuk efek terbaik, militan yang ditangkap harus disiram dengan air.”

Hal ini menyusul video yang bocor ke Telegram kemarin yang menunjukkan momen dramatis ketika para tersangka ditangkap oleh tim militer, salah satu tersangka teroris terekam gemetar dan mengaku melakukan serangan tersebut dengan imbalan setengah juta rubel.

Sementara itu, hari ini terungkap bahwa seorang fotografer mengenali Shamsuddin sedang mengintai Balai Kota Crocus, tempat terjadinya pembantaian, lebih dari beberapa minggu sebelum penyerangan.

Hal ini hampir terjadi pada saat kedutaan besar AS dan Inggris memperingatkan akan adanya risiko serangan di ibu kota Rusia.

Shamsuddin, dari Tajikistan, tertangkap kamera di Balai Kota Crocus pada tanggal 7 Maret, demikian klaimnya. Seorang fotografer mengatakan dia sedang bekerja di Crocus pada tanggal 7 Maret mengambil gambar pengunjung, mengambil foto Shamsuddin secara kebetulan.

Hari berikutnya beredar berita yang mengatakan bahwa kedutaan besar AS dan Inggris telah mengeluarkan peringatan yang sangat tidak biasa yang mengatakan bahwa “ekstremis” mempunyai rencana dalam waktu dekat untuk menyerang “pertemuan besar” di Moskow.

Rekaman CCTV menunjukkan orang-orang bersenjata mulai menembak pada pukul 19:58 dan berada di dalam kompleks Crocus mulai pukul 20:01.

Mereka pun meninggalkan TKP hanya 12 menit kemudian pada pukul 20:13 dengan menggunakan mobil Renault putih untuk memulai pelarian mereka, yang menurut Putin dimaksudkan untuk mengantar mereka pergi ke Ukraina.

Setelah 12 menit berikutnya, kebakaran terjadi di dalam gedung.

Ini Dia Para Tersangka Penembakan di Moskow Rusia

Photo :
  • AP Photo/Alexander Zemlianichenko

Pada pukul 20:26, TASS melaporkan bahwa layanan darurat sedang mengevakuasi orang-orang. Menurut laporan, petugas pemadam kebakaran baru tiba pada pukul 21:06.

Hari berikutnya beredar berita yang mengatakan bahwa kedutaan besar AS dan Inggris telah mengeluarkan peringatan yang sangat tidak biasa yang mengatakan bahwa “ekstremis” mempunyai rencana dalam waktu dekat untuk menyerang “pertemuan besar” di Moskow.

Petugas pemadam kebakaran dan petugas medis belum bisa masuk hingga petugas keamanan siap.

Presiden Putin menuduh ada kaitan dengan Ukraina - ke sinilah tujuan para tersangka teroris, sedangkan versi intelijen AS menyatakan bahwa ada afiliasi ISIS yang terlibat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya