Bukan ISIS, Rusia Justru Tuduh AS-Ukraina dalang Serangan Teror di Gedung Konser

Juru Bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova di St. Peterseburg, Rusia
Sumber :
  • TASS Host Photo Agency Pool via AP

Moskow – Setelah serangan di Gedung Konser Moskow, di Balai Kota Crocus, juru bicara Kementerian Luar Negeri Moskow, Maria Zakharova, menolak klaim bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompol teror ISIS. Zakharova justru menilai bahwa AS dan Ukraina terlibat atas aksi teror, yang dilakukan pada Jumat lalu, 23 Maret 2024.

Serangan Hizbullah di Israel Utara Tewaskan 5 Orang

“Para insinyur politik Amerika menyudutkan diri mereka sendiri dengan cerita mereka bahwa serangan Balai Kota Crocus dilakukan oleh kelompok teror ISIS,” kata diplomat tersebut.

“Oleh karena itu, Washington setiap hari memberikan dana talangan (bail out) terhadap Kiev, dan upaya untuk menutupi dirinya sendiri serta rezim Zelensky yang mereka ciptakan (sama seperti) orang ISIS" lanjutnya, dikutip dari kantor berita Rusia, TASS, Senin, 25 Maret 2024.

Israel Serang Depot Senjata Hizbullah, 3 Pejuang dan 7 Warga Sipil Tewas

Ambulans, personel tiba di tempat konser Balai Kota Crocus dekat Moskow, Rusia

Photo :
  • Anadolu Ajansi

Zakharova juga mencatat bahwa sejumlah faktor secara langsung dan tidak langsung menunjukkan keterlibatan pemerintah AS dalam mensponsori terorisme Ukraina.

Kantor UNRWA di Tepi Barat Diratakan dengan Buldoser oleh Israel

“Miliaran dolar dan jumlah senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang diinvestasikan tanpa akuntabilitas dan dengan menggunakan skema korupsi ke dalam rezim Kiev, retorika agresif mengenai Rusia, nasionalisme fanatik, larangan perundingan damai mengenai Ukraina, seruan yang tak ada habisnya untuk resolusi kekuatan konflik tersebut, penolakan untuk mengutuk serangan teror selama bertahun-tahun, yang dilakukan oleh rezim Kiev, dan dukungan informasi dan politik yang sangat besar terhadap tindakan Zelensky, bahkan yang paling kejam sekalipun,” ujarnya.

VIVA Militer: Tentara Amerika Serikat di Timur Tengah

Photo :
  • aawsat.com

Juru bicara tersebut mencatat bahwa sebelumnya, intervensi AS dalam urusan Timur Tengah juga telah menyebabkan munculnya, penguatan dan pelembagaan sejumlah kelompok radikal dan teroris yang masih aktif di kawasan hingga saat ini.

"Apa logikanya, Anda mungkin bertanya? Uang dan kekuasaan. Dan, mengingat larangan hukum internasional terhadap intervensi langsung, hal ini juga berarti menabur 'kekacauan terkendali' dan membentuk kembali tatanan dunia melalui tangan teroris," lanjutnya.

"Perhatian, pertanyaan untuk Gedung Putih: apakah Anda yakin itu ISIS, apakah nanti Anda akan berubah pikiran?".

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya