Kedubes Klarifikasi soal Sentimen Anti-Islam di Jepang Meningkat Setelah Perang Gaza
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Jakarta – Kepala Bagian Informasi dan Kebudayaan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Hoshino Daisuke, mengklarifikasi terkait isu yang melekat di Jepang baru-baru ini perihal Anti-Muslim di Jepang yang meningkat.
Dalam sebuah artikel dari media Turki, Anadolu Ajansi, menuliskan bahwa Anti-Muslim di Jepang kian meningkat di Jepang akibat perang Israel dan Hamas, pada 7 Oktober 2024.
Anadolu juga mewawancarai salah satu mahasiswa Jepang, Kayyim Naoki Yamamoto, yang menempuh pendidikan di Institut Studi Turki Universitas Marmara.
Daisuke menilai bahwa pernyataan mahasiswa Jepang tersebut bukan menggambarkan negara itu secara keseluruhan. Dia juga membantah adanya Anti-Muslim dan Anti-Palestina di Jepang.
"Artikel itu tidak benar. Di Jepang terutama, Anti-Muslim tidak meningkat. Orang Jepang juga peduli dengan warga Palestina di Gaza," kata Daisuke pada VIVA, Kamis, 21 Maret 2024.
Daisuke juga mengatakan bahwa pemerintah Jepang mengutuk serangan dari kedua belah pihak. Sebaliknya, Israel dan Hamas harus menghormati hukum internasional.
"Ini pesan saya yang sangat penting. Jepang mengutuk serangan kedua belah pihak. Sebaliknya, kedua belah pihak harus menghormati hukum internasional, dan membuka bantuan kemanusiaan," ucap Daisuke.
Dia juga menambahkan bahwa pemerintah Jepang telah menyumbang US$32 juta, setelah perang pecah di Gaza. "Kami mengirim bantuan makanan, air, perawatan medis, melalui bantuan UNICEF dan ICRC," ujarnya.
"Jepang sangat concern pada situasi di Gaza, dan warga Palestina. Jadi, Artikel itu tidak benar. Anti-Palestina di Jepang tidak meningkat. Islamofobia tidak eksis sama sekali di Jepang," tutupnya.