Ini Negara Pertama yang Akan Dikunjungi Vladimir Putin Usai Kembali Menang di Pilpres Rusia
- Youtube
Rusia – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada awal pekan lalu bahwa ia akan mempertimbangkan negara China untuk perjalanan luar negeri pertamanya, setelah berhasil mengamankan kursi presiden untuk masa jabatan barunya yang ia peroleh dalam pemilu akhir pekan lalu.
Pada awal pekan ini, diberitakan bahwa Vladimir Putin akan melakukan perjalanan ke China pada bulan Mei nanti untuk melakukan pembicaraan dengan presiden China Xi Jinping, yang mungkin merupakan perjalanan luar negeri pertama pemimpin Kremlin tersebut dalam masa jabatan presiden barunya.
Kantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa pada pertemuan dengan faksi-faksi parlemen pada hari Selasa, pemimpin Partai Komunis, Gennady Zyuganov, meminta Putin untuk memilih Beijing sebagai tujuan perjalanan tersebut.
"Saya harap kunjungan pertama Anda adalah ke Timur, dan bukan ke Barat. Kamerad (Presiden China) Xi Jinping sedang menunggu kunjungan Anda, dia sangat mencintai negara kami," lapor TASS mengutip ucapan Zyuganov, dilansir Kamis, 21 Maret 2024.
Putin pun tanpa ragu berjanji akan mempertimbangkan perjalanan tersebut.
“Saya pasti, tanpa bercanda, akan mempertimbangkan apa yang baru saja Anda katakan,” jawab Putin sambil tersenyum, menurut TASS.
Pemerintah negara-negara Barat pada hari Senin mengutuk kemenangan telak Putin dalam pemilu akhir pekan sebagai sesuatu yang tidak adil dan tidak demokratis, namun China dan Korea Utara mengucapkan selamat kepada pemimpin veteran Rusia tersebut karena telah memperpanjang kekuasaannya selama enam tahun lagi.
Seperti diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin kembali memenangkan pemilihan presiden di negaranya berdasarkan perhitungan suara sementara. Dengan separuh surat suara telah dihitung, Putin memimpin dengan 87,3 persen suara, menurut hasil awal yang dilaporkan oleh Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia (CEC).
Hasil ini berarti, Putin yang kini berusia 71 tahun, akan memulai masa jabatan enam tahunnya yang bar hingga 2030, yang akan membuatnya menjadi pemimpin terlama Rusia selama lebih dari 200 tahun, mengalahkan Joseph Stalin, jika ia menyelesaikan masa jabatannya di usia 77 tahun.
Dalam pidatonya di markas kampanyenya pada Minggu malam, Putin menyatakan hasil pemilu tersebut sebagai pembenaran atas keputusannya untuk menentang Barat dan menginvasi Ukraina.