Jenderal NATO Sebut Kemenangan Putin di Pemilu Rusia Tidak Bebas dan Ilegal
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Georgia – Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, pada Senin, 18 Maret 2024, mengatakan bahwa pemilihan presiden di Rusia tidak bebas dan tidak adil.
Berbicara pada konferensi pers di Tbilisi, Georgia, Stoltenberg menambahkan bahwa penyelenggaraan pemilu yang dilakukan Rusia di wilayah pendudukan Georgia dan Ukraina adalah sepenuhnya ilegal.
“Georgia menghadapi tantangan keamanan yang kompleks. Rusia terus mengejar ambisi kekaisarannya, dan di Ukraina, situasi di medan perang masih sulit. Jadi, penting bagi kami untuk terus meningkatkan dukungan kami,” kata Stoltenberg, dikutip dari Euronews, Rabu, 20 Maret 2024.
Stoltenberg, yang berada di ibu kota Georgia sebagai bagian dari perjalanannya ke Kaukasus Selatan, bertemu dengan Perdana Menteri Irakli Kobakhidze. Mereka membahas masalah keamanan Laut Hitam dan penguatan kerja sama NATO di Georgia.
Sementara itu, Kobakhidze berterima kasih kepada Sekretaris Jenderal NATO atas dukungannya terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Georgia.
Stoltenberg tiba di Tbilisi dari Baku untuk membahas kerja sama antara Azerbaijan dan NATO dengan para pejabat Kementerian Pertahanan dan Luar Negeri Azerbaijan.
Sebagai informasi, Rusia diketahui mengadakan pemilihan presiden selama tiga hari, mulai dari 15-17 Maret.
Menurut Komisi Pemilihan Umum Pusat, setelah 100 persen laporan penghitungan suara oleh komisi pemilihan lokal diproses, kepala negara petahana Vladimir Putin unggul telak atas ketiga pesaingnya dengan 87,28 persen suara.