Operasi Darat Israel di Rafah, AS Akan Kirim Senjata Besar-besaran ke Tel Aviv

VIVA Militer: Pasukan militer Amerika Serikat (AS) di Israel
Sumber :
  • jpost.com

WashingtonAmerika Serikat (AS), berencana untuk melanjutkan beberapa transfer senjata besar-besaran ke Israel, meskipun ada ketegangan antara pemerintahan Joe Biden dan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Bagian dari paket transfer senjata yang akan diberitahukan AS kepada Kongres adalah pengiriman baru amunisi berpemandu presisi senilai lebih dari US$1 miliar atau Rp15,7 triliun dan penjualan jet tempur F-35 senilai US$2,5 miliar (Rp39,3 triliun). 

VIVA Militer: Jet tempur siluman F-35 Lightning II militer Amerika Serikat

Photo :
  • sofrep.com

Hal itu disampaikan oleh Josh Paul, mantan direktur kongres dan urusan masyarakat untuk biro urusan politik-militer Departemen Luar Negeri.

Penjualan ini penting karena terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Biden dan Netanyahu selama pertempuran di Gaza.

Pada hari Senin, 18 Maret 2024, penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa Biden memperingatkan Netanyahu bahwa melancarkan invasi darat skala penuh ke Rafah, adalah sebuah kesalahan.

"Israel juga akan mengirimkan tim teknis ke AS untuk membahas rencana invasi pada awal pekan ini," kata Sullivan.

Namun, pada hari Selasa, 19 Maret 2024, Netanyahu menegaskan kembali niatnya untuk melancarkan serangan darat ke Rafah.

Rafah hanyalah salah satu wilayah di mana Netanyahu telah menggagalkan tujuan kebijakan pemerintahan Biden, termasuk meningkatkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong yang terkepung dan memperkuat Otoritas Palestina untuk mengambil alih pemerintahan pascaperang di Gaza.

Ketegangan juga memuncak pekan lalu setelah Biden memuji pidato pemimpin mayoritas Senat Chuck Schumer yang menyerukan pemilihan umum di Israel untuk menggantikan Netanyahu.

“Meskipun ada perubahan dalam hal bantuan kemanusiaan dan rasa frustrasi yang nyata terhadap Netanyahu, namun tidak ada perubahan dalam pemikiran apa pun terkait hubungan perdagangan pertahanan yang mendasarinya,” ujar Paul, dikutip dari Middle East Eye, Rabu, 20 Maret 2024.

Transfer senjata adalah sumber pengaruh terbesar Amerika terhadap Israel. AS memberikan bantuan militer sebesar US$3,5 miliar atau Rp55 triliun per tahun kepada sekutunya di Timur Tengah. 

Selain itu, Gedung Putih telah mengalokasikan hampir US$15 miliar (Rp235,9 triliun) lebih untuk Israel yang terjebak di Kongres.

Kesepakatan penjualan F-35 yang akan disetujui AS termasuk dalam kategori penjualan militer asing (FMS), yang berarti Israel menggunakan dana negara untuk membeli jet tempur produksi Lockheed Martin.

Amerika Serikat (AS) dan Israel.

Photo :
  • Homeland Preparedness News
Israel Kelabakan Lawan Houthi, AS Murka Bantu Gempur Ibu Kota Yaman

Kongres AS awalnya diberitahu tentang penjualan tersebut pada tahun 2008, yang berarti pemerintah tidak berkewajiban mengumumkan kesepakatan tersebut kepada publik.

Meskipun bukan hal yang aneh jika penjualan senjata asing tetap terbuka selama bertahun-tahun sebelum diselesaikan, kesepakatan F-35 terjadi ketika beberapa anggota Kongres mendesak agar ada pengawasan yang lebih besar terhadap transfer senjata Amerika ke Israel.

Israel Berlakukan Jam Malam dan Tutup Toko-toko di Kota Deir Istiya Tepi Barat

Pemerintahan Biden telah mengirimkan lebih dari 100 penjualan bantuan militer ke Israel sejak Oktober, termasuk ribuan amunisi berpemandu presisi, bom berdiameter kecil, dan bom penghancur bunker.

Namun hanya dua penjualan peralatan militer ke Israel yang disetujui dan dipublikasikan sejak awal perang.

Kondisi Gaza Makin Memprihatinkan, Gerakan Cinta dan Peluk Palestina Digaungkan
Ilustrasi boikot.

Daftar Produk Boikot di Medsos Belum Tentu Benar! Pakar: Banyak PHK, Jangan Sampai yang Kena Saudara Sendiri

Gerakan boikot sengaja diviralkan untuk menekan perekonomian Israel agar berhenti menjajah tanah Palestina. Masyarakat dunia dari berbagai golongan larut dalam euforianya

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024