Cara Warga Kota Makkah Menyambut Jemaah Umrah dengan Ramah dan Hangat di Bulan Ramadhan

Cara Warga Makkah Menyambut Jemaah Umrah dengan Ramah dan Hangat
Sumber :
  • Himpunan Penyelenggara Umrah & Haji

VIVA – Bulan Ramadhan memberi para peziarah di Makkah kesempatan untuk melihat budaya kuliner Kerajaan yang penuh cita rasa dan merasakan keramahtamahan Saudi yang khas.

Warganya Ditangkap Usai Tabrak Kerumunan Pasar Natal di Jerman, Begini Respons Arab Saudi

Untuk berbuka puasa dan sahur, jemaah mengincar berbagai makanan, mulai dari saleeg, mahrouse, mabroush, lokma, dan ruz bukhari, hingga manti, miro kebab, farmoza, dan kebda, dilansir dari Himpunan Penyelenggara Umrah & Haji pada Rabu, 20 Maret 2024.

Manajer katering di sebuah hotel di pusat Makkah, Manaal Mohammed, mengatakan bahwa Allah telah memberi Makkah keragaman budaya yang penting dan khas yang memungkinkannya menjadi yang terdepan di kota-kota Saudi dalam menyediakan makanan yang dengan indah menggambarkan identitas Saudi.

Normalisasi Hubungan Israel-Arab Saudi, MBS Tetap Minta Palestina Merdeka

“Mekkah telah menjadi tempat berkumpulnya pengunjung dari seluruh dunia untuk berpartisipasi dalam ritual keagamaan dan juga belajar tentang warisan lokal. Ini adalah tahap penting dalam perjalanan mereka dimana mereka menemukan aspek makanan yang menyimpan kenangan istimewa dan luar biasa,” kata dia dikutip dari Arab News Selasa 19 Maret 2024.

Menurut Mohammed, masuknya berbagai wilayah Islam dan Arab dari waktu ke waktu memberikan cita rasa khusus pada masakan tradisional Hijazi yang menghasilkan masakan yang unik dan beragam.

Bukan Hanya Sunhaji, Gus Miftah Pernah Olok-olok Penjual Es Teh Lain di Tahun 2019

Ia menambahkan, yang membedakan masakan asli Hijazi adalah pelestarian keanggunan tradisional dan populer dalam penyajiannya.

Di trotoar dan di jalanan, dalam suasana Ramadhan yang menggembirakan, hidangan kebda (hati) dan sup disajikan dengan sangat baik, terutama setelah shalat Tarawih.

Mohammed menyatakan bahwa hal ini telah menimbulkan rasa gembira di antara pengunjung dan jemaah, mendorong mereka untuk berbicara dan mengenal kebaikan, kemurahan hati, moral, dan prinsip masyarakat Saudi melalui berbagi hidangan.

Mereka sering mencari kacang fava yang dimasak oleh masyarakat Hijaz dengan bumbu, bawang bombay, dan ghee. Mereka disajikan dengan tamees yang merupakan sejenis roti dari Asia Tengah yang datang ke Hijaz.

Murtabak adalah hidangan yang populer yang terdiri dari lembaran tipis kue ringan yang diisi dengan daging cincang, telur, atau keju manis, dan dipanaskan di atas wajan panas.

Masoub, hidangan lokal lainnya yang populer selama bulan suci, adalah tepung terigu yang dicampur dengan ghee, pisang dan krim.

Dia menyatakan bahwa para peziarah mencari makanan tradisional yang ditemukan di acara buka puasa Saudi, seperti kabsa yang merupakan nasi yang dimasak dengan kaldu daging atau ayam dan campuran rempah-rempah khusus serta samosa, turumba, yaghmosh, balila dan manti.

Buka puasa bersama di lingkungan lama adalah salah satu cara untuk bersosialisasi di Makkah selama Ramadhan.

"Penduduk setempat menyukai suasana dan menghargai adat istiadat mereka. Mereka bersenang-senang dengan momen spiritual dan sosial yang menunjukkan hubungan mereka dengan bulan yang penuh berkah. Selain itu, nilai-nilai solidaritas, kerja sama, dan persatuan di antara teman dan keluarga meningkat,"ujarnya.

"Lingkungan tua dan pintu masuk rumah didekorasi, dan penghormatan diberikan kepada para lansia, memastikan partisipasi mereka, dan menyiapkan meja dengan hidangan populer dan manisan seperti sobia, chrik, ka'ak, kacang asap, dan buah-buahan. Masyarakat Saudi berbeda karena ingin menghormati pengunjung dan jamaah setiap tahun dan berusaha untuk melakukannya,”lanjutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya