Deretan Pemimpin Negara dengan Latar Belakang Militer, Ada dari Indonesia?
- Antara
VIVA – Banyak pemimpin negara di seluruh dunia memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Ada pemimpin negara yang dulunya merupakan seorang pebisnis, ada juga yang dari awal sudah menjadi politikus andal, hingga pemimpin negara yang mempunyai latar belakang di bidang militer.
Dalam artikel ini akan membahas beberapa tokoh pemimpin negara yang memiliki latar belakang militer. Beberapa di antaranya bahkan pernah menjadi letnan dan jenderal dalam militer.
Lantas, seperti apa sosok-sosoknya? Berikut deretan pemimpin negara dengan latar belakang militer, dilansir dari Good Stats pada Rabu, 20 Maret 2024 :
1. Soeharto
Pemimpin Indonesia termasuk dalam daftar ini. Sebelum dilantik menjadi Presiden kedua Republik Indonesia pada 12 Maret 1967, Soeharto terlebih dahulu terlibat dalam dunia militer.
Soeharto sempat bersekolah di sekolah militer di Gombong, Jawa Tengah. Dia berhasil menyelesaikan kursus dasar selama enam bulan. Ia dinobatkan sebagai lulusan terbaik dan diberi pangkat kopral.
Pada tahun 1965, pria yang dikenal sebagai The Smiling General memasuki dunia politik. Pada saat itu, Sidang Istimewa MPRS sedang berlangsung yang akhirnya memutuskan untuk menunjuk Soeharto sebagai Presiden pada Maret 1967 sebelum akhirnya dikukuhkan pada tahun 1968.
2. John F. Kennedy
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), John F. Kennedy, juga sempat menjalani kehidupan militer .
Pada dasarnya, presiden AS ke-35, yang juga dikenal sebagai JFK adalah seorang perwira angkatan laut. Pada tahun 1941, Kennedy bergabung dengan Angkatan Laut AS dengan bantuan Kapten Alan Kirk, salah satu petinggi Angkatan Laut AS di London, meskipun dia memiliki masalah punggung yang menghalanginya untuk bergabung.
Setelah menyelesaikan tugas militernya, Kennedy memulai karier politiknya. Dari tahun 1947 hingga 1953, ia menjadi perwakilan Partai Demokrat di distrik kongres ke-11 Massachusetts di DPR AS. Setelah itu, Kennedy menjabat sebagai Senat AS dan pada pemilu presiden AS tahun 1960 mengalahkan lawannya yang merupakan kandidat dari Partai Republik, Richard Nixon.
3. Adolf Hitler
Kepemimpinan dingin dan kejam Adolf Hitler sangat terkenal. Hitler menjadi pemimpin Nazi selama Perang Dunia II dan sering mempromosikan fasisme yaitu kecintaan negara yang terlalu besar hingga mengabaikan bangsa dan golongan sendiri.
Pada saat Perang Dunia I, Adolf Hitler memulai karir militernya sebagai Gefreiter atau kopral muda di tentara Bavarian. Tentara yang terkenal pendiam dan suka berdiam diri, Hitler tidak pernah menerima surat dari keluarganya. Hitler suka membaca pamflet dan buku literatur untuk menghabiskan waktu. Hitler disukai dan diterima oleh rekan-rekannya meskipun rekan-rekannya menganggapnya aneh.
Hitler sering disebut sebagai diktator paling brutal dan tegas selama pemerintahannya. Selain itu, ia bertanggung jawab atas keputusan akhir mengenai hal-hal yang berkaitan dengan medan perang, termasuk rincian operasi militer, arah pasukan di lapangan, dan lainnya.
‘Muammar Khadafi, juga dikenal sebagai Muammar Gaddafi, adalah pemimpin Libya yang paling lama berkuasa selama 42 tahun dari 1969 hingga 2011.
Khadafi sempat mengambil pendidikan di Akademi Militer Kerajaan di Benghazi. Sebelum itu, ia punya rencana untuk menggulingkan monarki Libya di bawah Raja Idris I. Setelah lulus dari akademi militer, ia bersama rekan-rekannya berusaha menggulingkan pemerintahan Raja Idris I. Hasilnya adalah Raja Idris I melepas takhta pada 1 September 1969.
Khadafi adalah seorang pemimpin yang terkenal berani melawan musuh internasionalnya. Mengambil inisiatif untuk melakukan buang dolar yakni melakukan transaksi perdagangan dalam mata uang negara lain daripada dolar AS adalah salah satu tindakan revolusionernya. Ini mengancam posisi mata uang dolar sebagai mata uang utama di dunia.
Korea Selatan rupanya pernah dipimpin oleh seorang diktator kejam sebelum menjadi republik.
Park mendaftar ke Manchukuo Army Military Academy pada tahun 1938 karena kegigihannya. Dia menjadi tentara Jepang selama Perang Dunia II dan mendapatkan pangkat letnan dalam pasukan tentara Manchukuo sebelum akhirnya kembali ke Korea.
Setelah kembali ke tanah kelahirannya, ia kembali belajar militer di Akademi Militer Korea. Karirnya berkembang sampai Park akhirnya menjabat sebagai Kepala Staf Operasi Angkatan Darat Korea Selatan.