Pemukiman Elite Haiti Diacak-acak Gangster, Mayat Bergelimpangan di Jalan

Mayat di Jalan-jalan Haiti (Doc: AP Photo)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Haiti – Kelompok Gangster menyerang dua pemukiman kelas atas di ibu kota Haiti, pada Senin pagi, 18 Maret 2024. Aksi ini menyebabkan puluhan orang tewas di daerah tersebut.

Sadis! Jenderal TNI Sebut AKP Dadang Seperti Sudah Biasa Hilangkan Nyawa Manusia

Diketahui, orang-orang bersenjata menjarah rumah-rumah di komunitas Laboule dan Thomassin, kemudian memaksa penduduk melarikan diri, saat seseorang menelepon stasiun radio untuk meminta bantuan polisi.

Lingkungan tersebut awalnya tetap damai, meskipun terjadi peningkatan serangan geng kekerasan di Port-au-Prince yang dimulai pada 29 Februari lalu.

Wapres Filipina Sara Duterte Bantah soal Rencana Pembunuhan Presiden Marcos Jr: Hanya Lelucon!

Seorang fotografer Associated Press melihat setidaknya 12 mayat pria berserakan di jalan Pétionville, yang terletak tepat di bawah komunitas pegunungan Laboule dan Thomassin.

Mayat bergelimpangan di jalanan Haiti imbas gangster merajalela

Photo :
  • AP Photo/Odelyn Joseph
MoU dengan Polri, Mendikdasmen Sebut Kekerasan Diselesaikan Secara Damai dan Guru Tak Jadi Terpidana

Kerumunan mulai berkumpul di sekitar korban. Salah satunya terbaring telungkup di jalan, dikelilingi oleh setumpuk kartu yang berserakan dan satu lagi ditemukan tertelungkup di dalam truk pick-up, yang dikenal sebagai “tap-tap” yang beroperasi sebagai taksi.

Seorang wanita di salah satu lokasi kejadian pingsan dan harus digendong oleh orang lain setelah mengetahui bahwa kerabatnya terbunuh.

"Pelecehan! Ini adalah pelecehan!," teriak seorang pria Haiti yang tidak mau disebutkan namanya sambil mengangkat tangannya dan berdiri di dekat salah satu korban.

"Rakyat Haiti! Bangun!," sambungnya, dikutip dari AP, Selasa, 19 Maret 2024.

Ambulans tiba tak lama, kemudian melewati Pétionville, dan mengumpulkan para korban.

“Kami bangun pagi ini dan menemukan mayat di jalan-jalan, di komunitas kami di Pétionville,” kata Douce Titi, yang bekerja di kantor wali kota.

"Komunitas kami bukanlah komunitas seperti itu. Kami akan mulai berupaya mengevakuasi jenazah-jenazah itu sebelum anak-anak mulai berjalan ke sekolah dan para pedagang mulai berdatangan.”

Namun, bagi sebagian orang, sudah terlambat. Seorang kerabat salah satu korban memeluk seorang anak laki-laki di dekat dadanya, dengan kepala menghadap ke arah tempat kejadian.

Gangster Merajalela

Jimmy Cherizier, pemimpin geng Haiti

Photo :
  • Forbes

Serangan terbaru ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kekerasan gangster tidak akan berhenti meskipun Perdana Menteri, Ariel Henry mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri setelah dewan presiden transisi terbentuk, sebuah langkah yang dituntut oleh geng-geng tersebut.

Geng-geng telah lama menentang Henry, dengan mengatakan bahwa dia tidak pernah dipilih oleh rakyat karena mereka menyalahkan dia karena memperparah kemiskinan, namun para pengkritik geng-geng tersebut menuduh mereka mencoba merebut kekuasaan untuk diri mereka sendiri atau untuk politisi Haiti yang tidak dikenal.

Juga pada hari Senin, perusahaan listrik Haiti mengumumkan bahwa empat gardu di ibu kota dan di tempat lain hancur dan tidak berfungsi sama sekali. Akibatnya, sebagian besar wilayah Port-au-Prince tidak mendapat aliran listrik, termasuk daerah kumuh Cite Soleil, komunitas Croix-des-Bouquets, dan rumah sakit.

Perusahaan mengatakan para penjahat juga menyita dokumen penting, kabel, inverter, baterai dan barang-barang lainnya.

Ketika kekerasan geng terus berlanjut, para pemimpin Karibia telah membantu pembentukan dewan transisi. Awalnya, seharusnya memiliki tujuh anggota dengan hak suara. Namun, satu partai politik di Haiti menolak kursi yang ditawarkan kepada mereka, dan partai lain masih memperdebatkan siapa yang harus dicalonkan.

Sementara itu, pengerahan pasukan polisi Kenya yang didukung PBB untuk memerangi geng-geng di Haiti telah ditunda, dan negara Afrika Timur tersebut mengatakan bahwa mereka akan menunggu sampai dewan transisi terbentuk.

Dalam upaya untuk mengekang kekerasan yang tiada henti, pemerintah Haiti pada hari Minggu, 17 Maret 2024, mengumumkan bahwa mereka memperpanjang jam malam hingga 20 Maret 2024.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya