Menlu AS Kunjungi Korea Selatan, Korea Utara Langsung Pamer Tembak Rudal Balistik ke Perbatasan
- ndtv.com
Korea Utara – Korea Utara, di bawah perintah Kim Jong Un meluncurkan beberapa rudal balistik jarak pendek ke perairan timurnya pada hari Senin waktu setempat, di tengah kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken ke Seoul, Korea Selatan untuk menghadiri pertemuan puncak demokrasi.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan melaporkan terdeteksinya "beberapa" dugaan peluncuran rudal balistik jarak pendek oleh Korea Utara pada Senin pagi.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pada sidang parlemen bahwa rudal Korea Utara mendarat di perairan antara perbatasan Semenanjung Korea dan Jepang, melansir DW, Selasa, 19 Maret 2024.
Namun, tidak ada kerusakan atau cedera yang dilaporkan.
Departemen Luar Negeri AS mengkritik peluncuran rudal tersebut dan menyebutnya sebagai ancaman terhadap keamanan kawasan.
Sikap militer terbaru Pyongyang ini muncul ketika Blinken mengunjungi Seoul untuk menghadiri konferensi yang diselenggarakan oleh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.
Blinken juga dijadwalkan akan mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Korea Selatan di sela-sela KTT Demokrasi ketiga di Seoul.
KTT ini merupakan inisiatif Presiden AS Joe Biden, yang berfokus pada penjajakan strategi untuk menghentikan kemerosotan demokrasi global dan terkikisnya hak dan kebebasan.
Pertemuan tersebut, yang berlangsung dari tanggal 18 hingga 20 Maret, akan dihadiri oleh pejabat pemerintah, LSM, dan anggota masyarakat sipil. Kunjungan Menteri Luar Negeri AS tersebut mencakup pertemuan dengan para pejabat Korea Selatan, dan bertujuan untuk memperkuat aliansi.
Peluncuran rudal Korea Utara itu terjadi tepat setelah latihan militer gabungan Freedom Shield tahunan selama 11 hari antara AS dan Korea Selatan berakhir pada hari Kamis pekan lalu.
Korea Utara mengutuk latihan itu sebagai persiapan invasi. Pyongyang baru-baru ini juga mengancam Seoul dan Washington dengan konsekuensi berat atas latihan Freedom Shield mereka, dengan mengatakan akan ada “harga mahal” yang harus dibayar.
Pada bulan Januari, ketegangan meningkat setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengusulkan perubahan konstitusi untuk membatalkan upaya unifikasi Korea secara damai.
Kim menyarankan untuk mendeklarasikan Korea Selatan sebagai “musuh utama” dan mengancam akan melakukan aneksasi jika terjadi perang. Ketegangan di semenanjung tersebut meningkat seiring dengan seringnya uji coba rudal Korea Utara sejak tahun 2022.