Houthi Ungkap Dari 50 Negara Muslim di Dunia Hanya 1 Negara yang Bantu Senjata untuk Palestina

VIVA Militer: Pemimpin gerakan Houthi, Abdul Malik al-Houthi
Sumber :
  • parstoday.com

Yaman – Pemimpin gerakan Houthi dari Yaman mengatakan bahwa dari banyaknya negara Muslim di dunia, hanya satu negara yang mau membantu Palestina dengan mengirimkan senjata, yaitu negara Iran. 

Hal ini dikatakan langsung oleh Sayyed Abdul Malik al-Houthi atau lebih dikenal sebagai Malik al-Houthi, yang mana adalah pemimpin gerakan militer Houthi Yaman sejak tahun 2007.

Dia menggarisbawahi bahwa hanya Iran, di antara negara-negara tersebut, yang berdiri dan “menyediakan senjata kepada para pejuang kemerdekaan di Gaza untuk membela seluruh bangsa.”

VIVA Militer: Serangan rudal balistik Iran

Photo :
  • france24.com

"Lebih dari 50 negara Islam, hanya Iran yang menyediakan senjata untuk perlawanan Palestina," ujarnya. 

"Tidak ada yang (secara resmi) mengambil tindakan praktis yang serius dalam rangka mendukung rakyat Palestina.”

Menurut laporan Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2020, Iran memberikan sekitar $100 juta per tahun kepada kelompok-kelompok bersenjata di Palestina, termasuk Hamas, Jihad Islam Palestina, dan Front Populer untuk Komando Umum Pembebasan Palestina. 

Sumber keamanan Israel mengatakan bahwa Iran telah meningkatkan pendanaan secara signifikan untuk sayap militer Hamas pada tahun lalu dari $100 juta menjadi sekitar $350 juta per tahun.

Sejak pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023 silam, Houthi Yaman memang menjadi salah satu kelompok militer bersenjata yang getol membela rakyat Palestina dan tak segan menyerang Israel serta sekutunya.

Pada bulan November, kelompok Houthi mulai menargetkan kapal-kapal milik Israel dan kapal-kapal tujuan Israel serta sekutunya di Laut Merah, sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina yang menghadapi perang genosida di Jalur Gaza yang terkepung. 

Kelompok ini telah berulang kali mengatakan bahwa mereka akan menghentikan operasinya ketika Israel menghentikan serangannya di Gaza yang telah menewaskan hampir 30.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. 

Namun, pada bulan Januari, AS dan Inggris meningkatkan ketegangan di Laut Merah dengan menargetkan situs-situs Houthi di Yaman, yang mendorong kelompok tersebut untuk memasukkan kapal-kapal dari negara-negara tersebut dalam serangan mereka.

Dalam pidato di televisi yang disiarkan oleh saluran Al-Masirah milik kelompok tersebut pekan lalu, al-Houthi mengatakan kelompok tersebut telah menargetkan 48 kapal Israel, Amerika dan Inggris di Laut Merah dan Laut Arab, sejak dimulainya agresi Israel di Gaza, menjelaskan bahwa hal ini adalah pencapaian yang penting, "meskipun musuh telah mengurangi pergerakan (kapal) menyamarkan mereka dan memblokir informasi mereka,” ujarnya, melansir Middle East Monitor, Sabtu, 16 Maret 2024.

al-Houthi juga mengungkapkan bahwa kelompok tersebut telah memperkenalkan “senjata kapal selam” ke dalam operasinya di Laut Merah dan Laut Arab, mengingat hal ini “mengkhawatirkan musuh”. 

Pemimpin Kelompok Houthi (Doc: Alarabiya)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong
Penggunaan Rudal Barat oleh Ukraina Bisa Picu Rusia Gunakan Senjata Nuklir

Mengenai operasi melawan Israel, dia mengatakan kelompok tersebut telah meluncurkan 183 rudal dan drone ke sasaran Israel di Wilayah Pendudukan Palestina sejak dimulainya agresi terhadap Jalur Gaza. 

al-Houthi juga menuduh Amerika Serikat “memberikan kedok terbesar untuk membuat rakyat Palestina kelaparan di Gaza, yang telah mencapai tingkat yang memalukan dan memalukan bagi negara-negara dan institusi-institusi Barat”.

Senator AS Blak-blakan Sebut Pemerintahnya Langgar UU karena Jual Senjata kepada Israel
Senat Amerika Serikat.

Senat AS Gagal Stop Penjualan Senjata Perang ke Israel tapi Teguran Keras untuk Biden

Senat Amerika Serikat dengan suara mayoritas menolak tiga resolusi untuk menghentikan penjualan senjata perang ke Israel guna merespons “kekejaman” di Jalur Gaza.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024