Erdogan Beri Sinyal Mundur dari Politik: Ini Pemilu Terakhir Saya

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Sumber :
  • Milliyet

Turki – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, baru saja mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri dari kehidupan politiknya.

Ridwan Kamil Klaim Pertemuannya dengan Raffi Ahmad Tak Terkait Politik

Ini adalah pertama kalinya Erdogan, yang berkuasa sejak 2003, berbicara tentang pengunduran dirinya dari jabatannya. "Saya bekerja tanpa henti. Kami berlarian dengan terengah-engah karena bagi saya, ini adalah final," kata presiden pada pertemuan yayasan pemuda Turki TUGVA, melansir NDTV, Jumat, 15 Maret 2024.

Ia menyatakan bahwa pemilu lokal di Turki yang akan digelar pada 31 Maret akan menjadi pemilu "terakhir" miliknya. “Pemilu pada tanggal 31 Maret akan menjadi pemilu terakhir saya sesuai dengan hukum. Hasilnya adalah pengalihan kepercayaan kepada saudara-saudara saya yang akan datang setelah saya,” kata Erdogan. 

Pramono-Rano Gelar Kampanye Akbar Perdana 3 November di Jakarta International Velodrome

VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan

Photo :
  • sbs.com.au

“Dengan kewenangan yang diberikan undang-undang kepada saya, pemilu ini adalah pemilu terakhir saya,” lanjutnya.

Mundurnya TGB dari Perindo juga Karena Beda Sikap di Pilkada NTB, Kata Pengamat

Pemimpin berusia 70 tahun itu menyatakan keyakinannya bahwa Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang konservatif akan tetap berkuasa bahkan setelah ia meninggalkan jabatannya.

Erdogan memulai karir politiknya sebagai wali kota Istanbul pada periode 1994 hingga 1998. Ia adalah pendiri Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa hingga kini. Dia adalah perdana menteri Turki dari tahun 2003.

Dia kemudian terpilih sebagai perdana menteri pada tahun 2003 ketika perdana menteri tersebut merupakan tokoh dominan dalam politik Turki.

Hal ini berubah ketika Erdogan terpilih sebagai presiden pada tahun 2014, setelah tiga periode menjabat sebagai perdana menteri.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

Photo :
  • Milliyet

Perubahan konstitusi pada tahun 2017 kemudian mengubah Turki dari sistem parlementer menjadi presiden eksekutif, menghapuskan posisi perdana menteri dan memastikan bahwa cengkeraman kekuasaan Erdogan tetap tidak berubah dan tetap yang utama.

Keberhasilan pemilu lebih lanjut pada tahun 2018 dan tahun lalu berarti bahwa pemerintahan Erdogan yang sering kontroversial telah memasuki dekade ketiga.

Di bawah kepemimpinan Erdogan, Turki meninggalkan jalur sekuler dan memeluk Islamisme.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya