Detik-detik Roket Space One Meledak di Udara Setelah 5 Detik Diluncurkan
- Kyodo News via AP
Jepang – Startup yang berbasis di Tokyo, Space One, gagal meluncurkan satelit pertamanya ke orbit, setelah roket berbahan bakar padat yang diberi nama Kairos itu meledak hanya beberapa detik setelah lepas landas pada Rabu, 13 Maret 2024.
Roket Kairos sepanjang 18 meter dan berbobot 23 ton itu lepas landas dari fasilitas luar angkasa baru di Kushimoto, Prefektur Wakayama, setelah pukul 11 pagi waktu setempat.
Roket tersebut meledak di udara lima detik setelah diluncurkan, dan sisa-sisanya jatuh ke daerah pegunungan terdekat. Rekaman berita langsung dari peristiwa tersebut menunjukkan pecahan roket tergeletak di tanah, ketika petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api besar.
Api akhirnya berhasil dipadamkan, dan tidak ada yang terluka, kata Gubernur Wakayama Shuhei Kishimoto kepada wartawan beberapa jam setelah ledakan.
Dia juga mengatakan bahwa peluncuran yang gagal merupakan “langkah maju yang besar” karena roket tersebut secara mandiri menjalankan sistem untuk membatalkan penerbangan, sesuai program.
"Roket tersebut menjalankan perintah pembatalan setelah mendeteksi adanya masalah," kata Kishimoto, sambil mencatat bahwa perusahaan tersebut akan memperoleh data berharga dari penerbangan tersebut, meskipun hanya berlangsung lima detik.
"Ini berbeda dengan ledakan yang tidak terkendali, jadi aku sedikit lega,"
Para eksekutif Space One mengatakan mereka sedang menyelidiki penyebab ledakan tersebut, namun tetap berkomitmen pada tujuan perusahaan rintisan tersebut untuk melakukan 20 lepas landas per tahun pada akhir tahun 2029 dan 30 lepas landas pada tahun 2030-an.
"Kami dengan tulus meminta maaf karena tidak memenuhi harapan," kata Masakazu Toyoda Presiden Space One pada konferensi pers di Nachi, Prefektur Wakayama, setelah peluncuran, dilansir Japantimes, Kamis.
"Kami akan mencari tahu penyebabnya sesegera mungkin dan mengklarifikasi langkah-langkah kami untuk mencegah terulangnya kejadian serupa," sambungnya
Peluncuran pada hari Rabu menyusul penundaan pada menit-menit terakhir pada hari Sabtu, ketika perusahaan tersebut mendeteksi sebuah kapal di perairan terdekat di ujung selatan Semenanjung Kii hanya 10 menit sebelum lepas landas.
Toyoda menegaskan pihaknya menolak menggunakan kata kegagalan karena yakin dapat memperoleh data dan pengalaman baru melalui berbagai upaya. Perusahaan juga telah membentuk satuan tugas untuk menyelidiki penyebab kegagalan tersebut.
"Melalui langkah-langkah tersebut, kami akan melanjutkan peluncuran kami, bertujuan untuk mewujudkan layanan peluncuran roket kecil dan berkontribusi pada perluasan lebih lanjut layanan luar angkasa," ungkapnya
Satelit Mata-mata Pemerintah Ikut Hancur
Diketahui, roket Kairos meledak membawa satelit mata-mata pemerintah -- yang diyakini turut hancur dalam ledakan tersebut. Menurut Pusat Intelijen Satelit Kabinet, satelit yang ada di dalam roket itu dimaksudkan untuk menjalankan beberapa fungsi satelit pemerintah dalam memantau fasilitas militer di Korea Utara.
Space One yang didirikan pada tahun 2018, berupaya mengkomersialkan layanan pengiriman ruang angkasa dengan menurunkan biaya dan menawarkan peluncuran roket pada frekuensi tinggi.
Perusahaan bertujuan mengirim 30 roket ke luar angkasa setiap tahunnya pada tahun 2030-an. Perusahaan juga menargetkan waktu peluncuran yang singkat kurang dari satu tahun setelah menyelesaikan kontrak dengan pelanggan.
“Kami percaya bahwa menyelesaikan seluruh misi kami adalah cara paling benar untuk berkontribusi kepada komunitas lokal,” kata Toyoda.
Ia juga menegaskan bahwa kegagalan Kairos tidak akan membuat Space One mengubah rencananya untuk meluncurkan satelit ke luar angkasa.
Adapun rencana peluncuran roket pertama Space One yang semula dijadwalkan paling lambat akhir Maret 2022, telah ditunda sebanyak empat kali karena pandemi dan keterlambatan logistik.