Pertama Kali dalam Sejarah, Kota Frankfurt Jerman Hiasi Jalanan dengan Ornamen Ramadhan
- Istimewa
VIVA Dunia – Media sosial dihebohkan sebuah pemandangan langka yang bahkan bisa dibilang belum pernah terjadi dalam sejarah. Hal tersebut dikarenakan, untuk pertama kalinya Kota Frankfurt Jerman menghiasi jalanan di kotanya dengan berbagai ornamen tentang Bulan Suci Ramadhan.
Diketahui dari unggahan Instagram @mood.jakarta, Kota Frankfurt, Jerman untuk pertama kalinya mencetak sejarah karena turut ikut merayakan bulan suci yang tengah dijalankan umat Muslim, yakni Ramadhan.
Menurut keterangan salah satu sumber, tujuan Kota Frankfurt menghias berbagai sudut jalannya dengan ornamen Ramadhan karena ingin mengirimkan sebuah pesan perdamaian dan kebersamaan selama berlangsungnya bulan suci Ramadhan.
Dalam video yang dikutip VIVA.co.id pada Selasa, 12 Maret 2024 ini, terlihat jalanan utama dihiasi dengan berbagai lampu bulan sabit, bintang-bintang, lentera, dan dekorasi lainnya yang menggambarkan suka cita bulan suci Ramadhan, demikian dilaporkan dari media Jerman pada hari Selasa 5 Maret 2024 lalu.
Dilansir dari DW, Selasa, 12 Maret 2024 ini rupanya pemandangan yang langka ini sudah dibuat sejak tanggal 10 Maret hingga 9 April, selama sebulan penuh umat Muslim berpuasa.
Di mana jalan utama Grosse Bockenheimer Strasse di Frankfurt, Jerman ini dihiasi dengan dekorasi untuk merayakan Ramadhan, termasuk sebuah tanda besar yang bertuliskan Happy Ramadhan! (Selamat Ramadhan!) yang dilengkapi hiasan lampu-lampu dekorasi lainnya.
"Ramadan adalah bulan di mana orang-orang merenungkan apa yang benar-benar penting dalam hidup, seperti masih adanya makanan untuk dimakan, tempat berteduh, serta kedamaian dan kenyamanan bersama keluarga, teman dan sanak saudara," ujar Ketua Dewan Kota Hilime Arslaner.
"Saya senang bahwa pesan-pesan perdamaian selama bulan Ramadan ini akan terlihat di Frankfurt," tambah Arslaner dikutip VIVA.co.id .
Walikota Frankfurt, Nargess Eskandari-Grünberg, juga mengungkapkan bahwa pesan-pesan seperti ini sangat penting terutama di masa-masa eskalasi peperangan dan krisis, seraya menambahkan bahwa ini adalah cahaya kebersamaan, untuk melawan prasangka, diskriminasi, rasisme anti-muslim dan juga antisemitisme.
Disambut Baik Muslim yang Ada di Frankfurt
Seperti diketahui kota Frankfurt merupakan kota terbesar kelima yang ada di Jerman (setelah Berlin, Hamburg, München, dan Köln).
Selain menjadi pusat dari sektor keuangan Jerman, Frankfurt juga merupakan salah satu kota multikultural yang paling membanggakan di Jerman, dengan jumlah muslim sekitar 15% dari total populasinya, yakni sekitar 100.000-150.000 jiwa.
Mohamed Seddadi, ketua Komunitas Muslim Frankfurt, salah satunya, menyambut baik langkah baru dari Frankfurt tersebut dengan menyebutnya sebagai langkah "yang berarti bagi umat Islam," seraya mengatakan bahwa hal itu menunjukkan bahwa "kita semua adalah bagian dari satu kesatuan."
Adanya Ruang Bersama untuk Semua Agama
Dalam hal ini Yannick Schwander, perwakilan dari Partai Kristen Demokrat (CDU) di kota tersebut, mengatakan bahwa dana untuk hiasan lampu Natal di Frankfurt berasal dari asosiasi perdagangan dan dana sumbangan.
Menurutnya, pendanaan kota untuk hiasan lampu-lampu jalanan semacam itu seharusnya tidak hanya untuk satu agama.
"Kami berpendapat bahwa jika dana seperti itu ada, maka pendanaan itu harus melayani semua komunitas agama di Frankfurt," ungkap Schander, dikutip dalam laporan lembaga penyiaran lokal HR.
Walikota Eskandari-Grünberg mengatakan bahwa biaya untuk menerangi kota ini mencapai €75.000 (sekitar Rp1,2 miliar).
Reaksi Warganet
Sontak saja adanya pemandangan yang terlihat di Kota Frankrut Jerman, ketika jalanan dihiasi dengan ornamen Ramadhan 2024 pun sukses menyita perhatian warganet di media sosial.
"Di indonesia yg puasa disuruh menghormati yang tidak puasa..kl disana beda ya," tulis warganet.
"Keren bgd," tandas lainnya.
"Orang Israel sakit hati melihat ini," timpal lainnya.
"Alhamdulillah udah pada tobat orang Jerman," tulis lainnya.
"Ada LGBT lewat langsung di serang sama yg suka perang samping tuh pasti," timpal lainnya.
"di Negara lain, orang menghargai agama lain, di Indonesia ibadah pun di bubarkan’nya, atribut hari besar agama lain pun tak boleh digunakan lah," kata lainnya.
"Semua akan ISLAM pada waktunya," tulis lainnya.