Anti-Muslim di Jepang Meningkat Setelah Serangan Israel di Gaza

Suasana Shibuya Scramble Crossing, Tokyo, Jepang, di malam hari.
Sumber :
  • Kemenag RI

VIVA – Menurut salah satu masyarakat Jepang, sentimen anti-Muslim di Jepang meningkat setelah serangan Israel di Gaza.

Kayyim Naoki Yamamoto, mahasiswa Institut Studi Turki Universitas Marmara, mengatakan kepada Anadolu bahwa sentimen anti-Islam dan anti-Palestina di negaranya meningkat setelah serangan pada Oktober 2023. 

Warga Jepang

Photo :
  • Pixabay

Yamamato, yang masuk Islam 15 tahun lalu dan melanjutkan studi universitas di Turki selama bertahun-tahun, mengatakan ujaran kebencian terhadap Muslim telah meningkat seiring dengan peningkatan suara partai-partai di Jepang. 

Dilansir dari Anadolu Ajansi pada Kamis, 7 Maret 2024, Yamamoto menunjukkan bahwa xenophobia (kebencian terhadap orang asing) yang telah ada selama bertahun-tahun di negara Asia Timur ini, berubah menjadi anti-Muslim setelah serangan Israel di Gaza. 

“Jepang saat ini sedang mengalami perubahan negatif,” ujarnya.

“Xenofobia dan Islamofobia telah meningkat secara eksponensial selama 15 tahun terakhir,” lanjutnya.

UNRWA: Gaza Telah Menjadi Kuburan bagi Anak-anak Palestina

Ia mengatakan bahwa sentimen anti-Muslim ini akan menimbulkan permasalahan yang besar jika dibiarkan.

"Pemerintah Jepang tidak menyadari bahwa ini adalah masalah yang akan ditimbulkan oleh meningkatnya sentimen anti-Muslim," dia memperingatkan. 

Palestina Geram AS Veto Resolusi Gencatan Senjata Gaza di DK PBB

Menunjukkan bahwa sentimen anti-Muslim di negara tersebut telah meningkat lebih dari sebelumnya, Yamamoto mengatakan jika Jepang kini telah mengikuti AS dalam berkehidupan.

“Jepang telah mengikuti Amerika Serikat secara politik dan sosial,”

AS Lagi-lagi Memveto Rancangan Resolusi DK PBB soal Gencatan Senjata di Gaza

“Sikap Amerika Serikat yang pro-Israel dalam serangan Gaza telah membuat Jepang harus anti-Palestina dan anti-Islam,” tegasnya. 

Dia mencatat bahwa masyarakat Jepang yang mendukung Israel juga telah memelopori kampanye anti-Muslim di negara tersebut dan menyebutkan bahwa lobi pro-Israel telah menyebarkan kebencian tidak hanya terhadap Palestina tetapi juga terhadap negara-negara Muslim lainnya.

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang. 

Sejak itu, lebih dari 30.700 warga Palestina tewas dan lebih dari 72.000 lainnya terluka di tengah kehancuran yang meluas dan kekurangan kebutuhan dasar. 

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan masyarakatnya, terutama di Gaza utara, berada di ambang kelaparan. 
 

VIVA Militer: Pengungsi Gaza di depan puing masjid di Deir al-Balah

Photo :
  • aljazeera.com

Perang Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB. 

Israel dituduh melakukan genosida di hadapan Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk mengakhiri genosida dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya