Kabel Internet di Bawah Laut Merah Rusak, AS Salahkan Houthi
- ynetnews.com
Washington – Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS), mengatakan pada Rabu, 6 Maret 2024, bahwa kabel internet di bawah air, di Laut Merah kemungkinan besar rusak akibat kapal yang tenggelam setelah Houthi Yaman menyerangnya.
Kapal curah milik Inggris, Rubymar, tenggelam setelah diserang oleh Houthi bulan lalu di Laut Merah. Kapal itu diketahui membawa pupuk berbahaya.
“Saat ini kami menilai bahwa kerusakan yang terjadi pada kabel bawah laut di Laut Merah adalah akibat serangan rudal Houthi pada 18 Februari terhadap M/V Rubymar, yang kini telah tenggelam,” kata pejabat pertahanan tersebut.
Setelah diserang, awak kapal terpaksa membuang sauh dan meninggalkan kapal, menurut pejabat tersebut.
“Penilaian awal menunjukkan jangkar yang terseret di dasar laut kemungkinan besar telah memutus kabel bawah laut yang menyediakan layanan internet dan telekomunikasi di seluruh dunia,” lanjut pejabat yang tidak diketahui namanya itu.
Dilansir dari Alarabiya, Kamis, 7 Maret 2024, serangan Houthi yang sedang berlangsung telah menghambat upaya untuk memperbaiki kabel tersebut.
"Meskipun mereka mengklaim sebaliknya, insiden ini menyoroti bagaimana tindakan sembrono Houthi dapat berdampak merugikan bagi pihak lain di wilayah tersebut,”
Sebagai informasi, Rubymar yang terdaftar di Belize adalah kapal pertama yang hilang sejak Houthi mulai menargetkan kapal komersial pada November lalu.
Serangan drone dan rudal tersebut telah memaksa perusahaan pelayaran untuk mengalihkan kapal ke rute yang lebih panjang di sekitar Afrika bagian selatan, sehingga mengganggu perdagangan global dengan menunda pengiriman dan membuat biaya pelayaran menjadi lebih tinggi.
Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran, yang menguasai bagian utara Yaman dan pusat-pusat besar lainnya, mengatakan bahwa kampanye mereka adalah bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.
Serangan Houthi juga telah memicu serangkaian serangan terhadap posisi mereka oleh Amerika Serikat dan Inggris, dan telah menyebabkan angkatan laut lain mengirim kapal ke wilayah tersebut untuk mencoba melindungi jalur perdagangan penting Terusan Suez.