Netanyahu Melakukan Genosida di Gaza dengan Dukungan Barat Yang Tidak Terbatas
- weforum.org
VIVA – Presiden Recep Tayyib Erdogan mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel, Netanyahu dan pemerintahannya secara terbuka melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza, dengan dukungan tak terbatas dari negara-negara barat.
Melansir Sabah Daily, Rabu 6 Maret 2024, ha ini dibicarakan dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ankara, Erdogan mengatakan Israel telah membunuh warga sipil Palestina.
Hal ini tentunya bertentangan dengan keputusan sementara Mahkamah Internasional (ICJ) yang memerintahkan Tel Aviv untuk mengambil semua tindakan dalam kekuasaannya untuk mencegah tindakan Genosida di Gaza.
Erdogan juga memperingatkan terhadap seruan politisi radikal sayap kanan Israel, yang mendesak Tel Aviv untuk melarang umat muslim Palestina memasukin tempat-tempat suci selama bulan Ramadhan.
Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Israel Itamar Ben Gvir baru-baru ini mengatakan bahwa penduduk Palestina di tepi barat tidak boleh masuk ke Yerusalem untuk beribadah selama bulan Ramadhan.
Ben Gvier memimpin partai ekstremis Yahudi yang menganjurkan kontrol Yahudi atas kompleks tersebut dan dikenal karena pernyatannya yang provokatif. AS juga meminta Israel untuk mengizinkan umat Islam beribadah di Al-Aqsa.
Sebelumnya, kantor Netanyahu mengumumkan bahwa Israel akan mengizinkan sebanyak mungkin umat muslim untuk mengakses kompleks Masjid Al-Aqsa selama minggu pertama Ramadhan.
Namun faktanya, baru-baru ini seorang Menteri ekstremis Israel menyerukan pembatalan bulan suci Ramadhan sebagai solusi atas ketegangan di tepi barat dan Yerusalem Timur yang diduduki dan apa yang disebut sebagai bulan Ramadhan harus dihapuskan.
Kekerasan pemukim terhadap warga Palestina di tepi barat telah meningkat sejak serangan hamas pada 7 Oktober, ditengah serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Dia menegaskan kembali bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian abadi adalah melalui pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya sesuai dengan perbatasan tahun 1967.
Sebelum serangan hamas, tahun 2023 sudah menjadi tahun paling mematikan bagi warga Palestina di tepi barat dalam lebih dari dua decade dengan 250 warga Palestina tewas akibat pembatantaian Israel.
Israel merebut Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza dalam perang Timur Tengah pada tahun 1967.