Hubungan Rusia-Jerman Renggang Gegara Percakapan Militer Rahasia Bocor ke Publik, Apa Isinya?

Presiden Rusia dan Kanselir Jerman
Sumber :

Jerman – Hubungan Rusia dan Jerman semakin merenggang, setelah pada awal bulan Maret sebuah percakapan rahasia militer Jerman bocor ke publik, yang berisi percakapan bahwa Jerman tengah "mempersiapkan perang melawan Rusia” dan serangan kepada Rusia dalam membantu Ukraina.

Mantan Danjen Kopassus Tempuh Jalan 400 Km Demi Lihat Pasukan Elite Kostrad TNI di Lembah Merbabu

Namun, pada awal pekan ini, pemerintah Jerman dengan keras langsung menolak tuduhan bahwa bocornya percakapan para perwira tinggi militer Jerman di Rusia merupakan indikasi bahwa Berlin sedang mempersiapkan perang melawan Moskow. 

Pada saat yang sama, pemerintah Jerman berusaha untuk menahan dampak domestik dari kebocoran tersebut dan menjanjikan penyelidikan cepat mengenai bagaimana percakapan personel militer Jerman dapat disadap dan dipublikasikan.

Jenderal TNI AD Penyandang Gelar Akademik dan Kompetensi Terbanyak, Ada 12 Berbagai Bidang

VIVA Militer: Kanselir Jerman, Angela Merkel, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin

Photo :
  • Instagram/@bundeskanzlerin

"Sangat jelas bahwa klaim percakapan itu; yang menyatakan bahwa Jerman sedang mempersiapkan perang melawan Rusia, adalah propaganda Rusia yang sangat keji,” kata juru bicara Kanselir Jerman Olaf Scholz, Wolfgang Buechnerkepada wartawan di Berlin, melansir AP, Rabu, 6 Maret 2024. 

TNI AU Gelar Latihan Besar-besaran, Pertahanan Siber hingga Perlindungan IKN Akan Disimulasikan

Wolfgang Buechner mengatakan kebocoran tersebut adalah bagian dari “perang informasi” Rusia melawan Barat, dan tujuannya adalah untuk menciptakan perselisihan di dalam Jerman. 

Apa isi percakapan yang bocor? 

Pada tanggal 1 Maret, kepala saluran RT yang didukung negara Rusia, Margarita Simonyan, mengunggah rekaman audio berdurasi 38 menit di Telegram tentang apa yang dikatakannya sebagai percakapan para perwira militer Jerman yang mendiskusikan potensi serangan terhadap Krimea.

Percakapan antara Panglima Angkatan Udara Letnan Jenderal Ingo Gerhartz dan tiga perwira tinggi Bundeswehr terjadi pada 19 Februari, menurut Simonyan. 

Bundeswehr adalah nama dari angkatan bersenjata Republik Federal Jerman. 

Rekaman percakapan berdurasi 38 menit tersebut menampilkan para perwira militer yang berdiskusi dalam bahasa Jerman bagaimana rudal jelajah jarak jauh Taurus dapat digunakan oleh Ukraina untuk melawan invasi pasukan Rusia.

Dalam rekaman tersebut, terdengar diskusi tentang kemungkinan penggunaan rudal Taurus buatan Jerman oleh pasukan Ukraina dan potensi dampaknya.

Ukraina memang telah lama meminta Jerman untuk menyediakan rudal Taurus, yang dapat mencapai target hingga 500 kilometer jauhnya. Namun Kanselir Jerman Olaf Scholz sejauh ini menolak mengirimkan rudal tersebut karena khawatir hal itu akan meningkatkan eskalasi konflik. 

Dalam rekaman tersebut, para perwira Bundeswehr terdengar mendiskusikan berbagai detail tentang kemungkinan penggunaan rudal Taurus, termasuk jumlah tertentu. 

Mereka sempat berspekulasi apakah rudal tersebut dapat digunakan untuk menghantam jembatan utama di selat Kerch yang menghubungkan daratan Rusia ke Krimea, yang mana telah dicaplok oleh Rusia pada tahun 2014. 

Pembicaraan juga beralih ke rudal jarak jauh yang dipasok oleh Prancis dan Inggris ke Ukraina, dengan mengacu pada tentara Inggris di lapangan. 

Kantor Perdana Menteri Inggris mengatakan “sejumlah kecil personel” berada di Ukraina untuk memberikan keamanan bagi diplomat dan mendukung pasukan Ukraina, termasuk petugas medis, namun menolak berkomentar mengenai masalah operasional. Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, “Penggunaan Storm Shadow (misil) oleh Ukraina dan proses pentargetannya adalah urusan Angkatan Bersenjata Ukraina”. 

Sumber diplomatik Ukraina juga mengatakan bahwa “semua dinas rahasia Eropa hadir di Ukraina, tetapi mereka bukan unit tempur”. Sumber tersebut menambahkan bahwa ketika sekutu memasok persenjataan ke Kyiv, “para ahli ada di lapangan” datang untuk membantu pelatihan dan penggunaannya.

Rapat dan percakapan tersebut diadakan di WebEx, platform publik populer untuk pertemuan audio dan video. 

VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Jerman (Bundeswehr)

Photo :
  • lrt.it

Menurut Menteri Pertahanan Boris Pistorius, platform tersebut sah digunakan oleh Bundeswehr untuk pertemuan tertentu, dengan langkah pengamanan ekstra. Namun, ada peserta yang kemungkin menggunakan pengaturan keamanan yang salah untuk percakapan semacam itu secara umum, kata Pistorius. 

Roderich Kiesewetter, dari oposisi konservatif Jerman, menyatakan bahwa seorang peserta Rusia mungkin memiliki akses langsung ke konferensi tersebut, seperti penyusup, meskipun tidak jelas bagaimana caranya. “Sejumlah percakapan lainnya pasti telah disadap dan mungkin dibocorkan di kemudian hari demi keuntungan Rusia,” kata Kiesewetter kepada media Jerman ZDF.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya