Kamala Harris Serukan Israel dan Hamas Segera Gencatan Senjata Selama 40 Hari
- VIVA.co.id/Natania Longdong
VIVA – Wakil Presiden AS, Kamala Harris, pada hari Minggu 3 Maret 2024 meminta Israel dan Hamas untuk menerima gencatan senjata selama enam minggu yang diusulkan oleh perunding AS, Qatar dan Mesir.
Dilansir dari New York Post, usulan tersebut menyerukan penghentian perang di Gaza selama 40 hari, di mana pemerintah Israel akan membebaskan beberapa tahanan Palestina dengan imbalan pembebasan sandera pihak Israel yang telah disandera oleh Palestina.
"Ancaman yang ditimbulkan oleh Hamas terhadap rakyat Israel harus dihilangkan dan mengingat besarnya skala penderitaan di Gaza, gencatan senjata harus segera dilakukan setidaknya selama enam minggu ke depan,” ucap Kamala Harris di acara hak-hak sipil di Selma, Alabama.
“Hamas menyatakan menginginkan gencatan senjata. Ya, sudah ada kesepakatan,” kata wakil presiden.
“Dan seperti yang kami katakan, Hamas harus menerima perjanjian ini,” lanjutnya.
Harris mengatakan gencatan senjata sementara harus diberlakukan sesegera mungkin untuk membebaskan 134 sandera Israel yang tersisa di Gaza dan menghindari krisis kemanusiaan baru bagi warga Palestina yang berjuang untuk menerima bantuan perang.
Namun, meski Biden mengatakan dia berharap gencatan senjata dapat dimulai pada hari Senin, Israel dan Hamas tampaknya telah meninggalkan meja perundingan.
Sebuah sumber mengatakan bahwa Israel tidak berpartisipasi dalam pembicaraan di Kairo pada hari Minggu karena Hamas mengatakan tidak akan menerima pertukaran sandera sampai Israel setuju untuk mengakhiri perang dan penarikan diri dari Gaza.
Harris mengkritik kebuntuan negosiasi karena Gaza menderita bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh perang, menyebabkan hampir 2 juta warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza mengungsi dan mengancam ketahanan pangan bagi pengungsi.
“Masyarakat di Gaza kelaparan. Kondisi ini tidak manusiawi dan rasa kemanusiaan kita memaksa kita untuk bertindak,” kata Harris, menyerukan pemerintah Israel untuk meningkatkan jumlah bantuan yang dikirim ke wilayah tersebut.