Cerita Warga Oman, Masih Setia Boikot Produk AS hingga Tidak Kunjungi Minimarket Selama 5 Bulan

Grafiti di Oman (Doc: Middle East Eye)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Oman – Sejak perang di Gaza dimulai pada bulan Oktober 2023, seorang warga Oman, Mohammed Hamed belum menyentuh setetes pun minuman ringan favoritnya, Mountain Dew.

RK Pamer 2 Kali Pimpin Daerah, Urus 50 Juta Penduduk

“Saya dulu meminum Mountain Dew hampir setiap hari, sehari pun tidak akan terasa tanpanya, tapi sekarang saya sudah berhenti,” katanya, dikutip dari Middle East Eye, Senin, 4 Maret 2024.

Sebagai warga Oman yang berkomitmen memboikot barang-barang Barat karena dukungan Amerika dan sekutunya terhadap Israel dalam perang di Gaza, ia kini membeli minuman Thailand dan Kinsa, merek minuman Saudi.

Kisah Pilu Gadis 10 Tahun Tewas Dihantam Rudal Israel saat Bermain Sepatu Roda

Ilustrasi boikot.

Photo :
  • Pixabay.

Dia juga telah mengubah kebiasaan belanjanya, dan sekarang memboikot supermarket barat di Oman sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.

Cek Harga Bapok di Pasar Soponyono Surabaya, Jokowi Pamit ke Warga

“Saya belum pernah masuk ke dalam Carrefour sejak perang dimulai,” katanya, mengacu pada jaringan hipermarket Prancis yang memiliki tiga lantai di Muscat.

Kampanye boikot di Oman sejak dimulainya perang Israel di Gaza telah menyebabkan penurunan penjualan perusahaan-perusahaan besar AS termasuk McDonald's dan Starbucks, dan munculnya merek konsumen alternatif yang bersumber dari negara-negara non-Barat dan Muslim.

Hamed mengatakan dia adalah seorang aktivis boikot dan menunjukkan ponselnya kepada MEE dengan postingan yang baru-baru ini dia buat yang menampilkan ilustrasi Aaron Bushnell, prajurit Angkatan Udara AS yang meninggal setelah membakar dirinya di luar kedutaan Israel di Washington DC, pada 25 Februari lalu, dalam sebuah protes.

Bushnell diketahui nekat membakar aksinya karena jengah atas dukungan AS terhadap tindakan Israel di Gaza.

Gambar tersebut berbunyi, "Aaron Bushnell mengorbankan hidupnya sebagai protes terhadap Palestina dan Anda tidak bisa melepaskan Starbucks!"

“Saya terlalu mendalami situasi ini, saya mulai gila, karena saya melihat banyak video (dari Gaza). Banyak penderitaan terjadi di sana,” ujar Hamed.

Seperti kebanyakan warga Oman, Hamed mulai memboikot terhadap barang-barang barat pada bulan Oktober, dan dia masih melakukannya hampir lima bulan kemudian.

“Sebagian besar keluarga dan teman-teman saya sudah muak (dengan boikot), tapi saya melakukan yang terbaik untuk memboikot sebanyak yang saya bisa.”

Bendera Amerika Serikat (AS).

Photo :
  • feelgrafix.com

Dia sekarang berbelanja di Viva, jaringan supermarket yang khusus menawarkan alternatif merek barat, menyediakan cairan pencuci dari Tiongkok dan Malaysia, serta makanan ringan dan minuman dari Arab Saudi.

Sumber pemerintah Oman mengatakan gerakan boikot dimulai pada awal perang dan terjadi secara spontan dan bukan terorganisir.

"Sebagian besar warga Oman aktif dalam gerakan boikot," kata sumber pemerintah itu.

“Ada pergeseran di pasar, di setiap produk konsumen dalam kehidupan (sehari-hari) anda, dan bahkan merek Oman pun merasakan manfaatnya.”

Di seluruh Muscat, di pertokoan dan pompa bensin, tidak adanya merek ikonik Amerika seperti Coca-Cola dan Pepsi, ditambah dengan persediaan minuman dan makanan ringan alternatif non-Barat, sebagai bukti adanya pergeseran signifikan di pasar Oman sejak awal perang Gaza.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya