Siaga Ancaman Korut, AS-Korsel Gelar Latihan Militer Besar-besaran di Semenanjung Korea

VIVA Militer: Potret Kebersamaan Tentara Amerika dan Korea Selatan
Sumber :
  • Modern War Institute

Seoul – Korea Selatan (korsel) dan Amerika Serikat (AS) pada hari Senin memulai latihan militer tahunan yang besar untuk mempersiapkan keadaan darurat di Semenanjung Korea, kata militer Korea Selatan, menyusul serangkaian penembakan rudal jelajah oleh Korea Utara sejak akhir Januari.

Menko Airlangga: Indonesia Siap Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari Amerika Serikat

Dilansir dari ABC News, Senin 4 Mare 2024, menyebutkan bahwa dalam latihan gabungan Freedom Shield yang akan diadakan selama 11 hari hingga 14 Maret 2024 nanti.

Kedua sekutu akan melakukan 48 latihan lapangan, dua kali lipat dari jumlah yang dilakukan tahun lalu, mengingat teknologi nuklir dan rudal Korea Utara yang berkembang pesat, demikian ungkap Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.

Indonesia di Atas AS dan Rusia dalam Hal Ini

Militer Korea Selatan menggelar latihan militer dekat perbatasan dengan Korut

Photo :
  • AP Photo/Ahn Young-joon

Fokus latihan ini adalah untuk menetralisir ancaman nuklir dan rudal Pyongyang dengan menggunakan kekuatan di ranah darat, laut, udara, siber, dan ruang angkasa, demikian ungkap JCS dan Pasukan A.S. Korea dalam sebuah pengarahan pekan lalu.

China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda

Latihan ini akan didasarkan pada skenario yang mencakup pendeteksian dan penembakan rudal jelajah, yang telah berulang kali diluncurkan oleh Korea Utara sejak akhir Januari, demikian menurut militer Korea Selatan.

Latihan militer berskala besar dihentikan di bawah pemerintahan mantan Presiden Moon Jae In, yang memprioritaskan peningkatan hubungan antar-Korea.

Namun Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, yang mulai menjabat pada Mei 2022, melanjutkan latihan Perisai Kebebasan tahun lalu setelah terjeda selama lima tahun.

Selain Korea Selatan dan Amerika Serikat, negara anggota Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengawasi gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea 1950-1953, 11 anggota komando lainnya termasuk Australia, Inggris, dan Prancis juga akan berpartisipasi dalam latihan itu, demikian menurut pasukan multinasional itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya