Drone Israel Serang Tenda Pengungsi Dekat RS Bersalin di Rafah, 11 Orang Tewas

Palestinians evacuate wounded people after an Israeli airstrike in Rafah (AP Photo/Hatem Ali)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Arianti Widya

Gaza – Pasukan Israel menyerang sebuah tenda di Rafah yang menampung warga Palestina, dan menewaskan sedikitnya 11 orang. Hal itu disampaikan oleh pihak berwenang setempat, beberapa jam setelah 17 orang tewas dalam serangan di tempat lain di Jalur Gaza.

Setidaknya 50 orang terluka dalam serangan pesawat tak berawak pada Sabtu, 2 Maret 2024, yang terjadi di sebelah pintu masuk Rumah Sakit Bersalin Al-Helal Al-Emirati di Tal as-Sultan, Kota Rafah, kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan.

Kementerian mengatakan Abdel Fattah Abu Marhi, kepala unit paramedis di rumah sakit tersebut, tewas, dan anak-anak termasuk di antara yang terluka.

Kamp pengungsi warga Gaza di Rafah Palestina

Photo :
  • AP Photo/Hatem Ali

“Sebuah tenda berisi pengungsi di daerah tersebut, termasuk seluruh keluarga, terkena serangan drone secara langsung,” kata Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Rafah.

Dia mengatakan delapan jenazah telah dibawa ke Rumah Sakit Kuwait, di mana keadaannya sangat kacau karena fasilitas kecil tersebut tidak siap menghadapi banyaknya korban luka yang tiba di sana.

“Serangan itu menghantam satu tenda, tempat orang-orang berlindung, secara langsung, pecahan peluru masuk ke dalam rumah sakit tempat saya dan teman-teman duduk, kami selamat karena keajaiban,” kata seorang saksi mata, yang menolak disebutkan namanya.

Pada bulan Desember lalu, para pengungsi diinstruksikan oleh Israel untuk pindah ke daerah Tal as-Sultan untuk menghindari pemboman, dan menambahkan bahwa Rafah adalah zona aman. Namun, janji tersebut hanya kosong belaka.

“Meskipun ini bukan pertama kalinya wilayah Tal as-Sultan menjadi sasaran, ini mungkin yang terburuk,” kata Mahmoud.

“Rasa aman masyarakat di Rafah benar-benar hancur," sambungnya.

WHO Kecam Israel

Menanggapi berita serangan tersebut, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa serangan Israel sangat keterlaluan dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

“Di antara mereka yang tewas ada dua petugas kesehatan. Petugas kesehatan dan warga sipil bukan sasaran, dan harus dilindungi setiap saat,” katanya dalam postingan di X.

“Kami mendesak Israel untuk melakukan gencatan senjata.”

Sebagai informasi, setidaknya 30.320 warga Palestina telah tewas dan 71.533 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan Gaza pada hari Sabtu. Ia menambahkan bahwa setidaknya 92 di antara mereka tewas dalam 24 jam terakhir.

Usai Gencatan Senjata, Tentara Israel Malah Larang Warga Sipil Masuki Desa-desa di Lebanon

Sebelumnya, sedikitnya 17 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel yang menargetkan tiga rumah di tempat lain di Jalur Gaza.

Kantor berita Palestina Wafa, mengutip sumber medis, melaporkan bahwa jet Israel menargetkan dua rumah di sebelah timur Deir el-Balah di Jalur Gaza tengah, yang mengakibatkan pembunuhan 15 orang.

Dinilai Kebal Hukum, PM Israel Netanyahu Ajukan Banding Terkait Surat Penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional

“Tadi malam sangat sulit bagi masyarakat di Deir el-Balah dengan serangan tank dan jet yang tak henti-hentinya sepanjang malam,” kata jurnalis Abubaker Abed, yang melaporkan dari pusat kota.

“Setidaknya terjadi 10 ledakan, sebagian besar terjadi di bagian barat dan timur kota,” kata Abed sebelumnya.

5 Orang Tewas di Pamekasan Usai Hirup Gas Beracun dari Dalam Sumur Tua

Sementara itu, di kamp Jabalia di Gaza utara, jet Israel menyerang sebuah rumah dan menewaskan dua orang. Rumah itu dilaporkan menampung 70 pengungsi.

Serangan itu juga menewaskan sedikitnya dua korban, menurut penilaian awal.

Bendera Uni Eropa.

Uni Eropa Ingatkan Semua Negara Anggotanya Wajib Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu

Semua negara anggota Uni Eropa “wajib melaksanakan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh ICC,” kata juru bicara EU, Peter Stano, dalam pernyataan tertulis.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024