Viral, Seorang Wali Kota Mundur Setelah Terima Tuduhan Pelecehan Seksual
- pixabay
Jepang – Seorang Wali Kota di Jepang telah mengundurkan diri setelah dihadapkan dengan 99 tuduhan pelecehan seksual.
Peristiwa ini menimbulkan kemarahan di kalangan masyarakat Jepang, terutama setelah sang Wali Kota menyangkal tuduhan tersebut dan bahkan menangis dalam konferensi pers.
Dilansir oleh CNA, Sabtu, 1 Maret 2024, penyelidikan resmi oleh otoritas Jepang menuduh Hideo Kojima, yang menjabat sebagai Wali Kota Ginan di wilayah Gifu, melakukan sejumlah tindakan pelecehan, termasuk menyentuh payudara dan bokong seorang koleganya.
Kojima, yang berusia 74 tahun, mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Kamis, 29 Februari 2024 lalu waktu setempat, hanya sehari setelah ia menangis di depan wartawan saat menceritakan pengalaman dimarahi oleh saudara laki-lakinya terkait kasus ini.
Dia membantah serangkaian tuduhan yang telah didiskusikan secara rinci dalam sebuah komite independen, termasuk klaim bahwa dia telah memeluk beberapa staf perempuan dalam kejadian yang disaksikan oleh orang lain.
"Saya tidak melakukan itu," kata Kojima dalam pernyataan yang disiarkan di televisi lokal. Dia menyatakan bahwa gerakannya mungkin terlihat seperti pelukan, tetapi sebenarnya tidak.
"Dokumen tersebut tidak netral, dan saya berharap mereka melakukan penyelidikan yang lebih cermat," katanya.
Menurut laporan dari saluran televisi utama Jepang, NHK, Kojima mengakui bahwa dia tidak membaca seluruh laporan yang menuduh dia memberitahu bawahannya bahwa "tangannya lembut... untuk memaksa staf perempuan menyentuhnya".
Laporan tersebut juga mencatat bahwa Kojima "memperlihatkan kakinya dengan menggulung celananya, dan meminta para karyawan perempuan untuk menyentuhnya".
Beberapa karyawan menggunakan semprotan disinfektan setelah dipaksa untuk menyentuh Kojima. Laporan itu juga menggambarkan pernyataan dan permintaan yang tidak pantas, termasuk meminta salah satu karyawan untuk membungkuk.
Tidak ada tindakan hukum yang secara terbuka diajukan terhadap Kojima.
Penyelidikan terhadap Kojima dimulai setelah majalah mingguan Shukan Bunshun melaporkan bahwa sang Wali Kota sering menepuk kepala para karyawan perempuan. Dalam pembelaannya, Kojima mengklaim bahwa tindakannya dimaksudkan sebagai bentuk "penghargaan".
Berita tentang Kojima menjadi topik yang populer di platform media sosial X pada Jumat (1/3) waktu setempat, dengan banyak pengguna internet mengekspresikan kemarahan mereka.
"Dia tidak seharusnya menangis. Para karyawanlah yang harusnya menangis," demikian salah satu komentar di media sosial X.
"Jika menepuk kepala seseorang dianggap sebagai bentuk komunikasi, maka lakukanlah itu pada pria yang lebih tua," kata komentar lainnya.
Selama penyelidikan, komite independen bahkan melakukan survei terhadap 193 karyawan di wilayah yang dipimpin Kojima. Sekitar 161 karyawan, yang terdiri dari 53 persen laki-laki dan 58 persen perempuan, mengakui bahwa sang Wali Kota telah melakukan tindakan yang membuat mereka merasa tidak nyaman.