Militer Dukungan AS Tunjuk Eks-Anggota ISIS Jadi Komandan Pasukan Tentaranya

Free Syrian Army atau Tentara Bebas Suriah (FSA)
Sumber :
  • Anadolu Agency

Suriah – Tentara Bebas Suriah (SFA), sebuah kelompok militan dukungan AS yang dilatih di pangkalan Al-Tanf Washington di Suriah timur, baru saja menunjuk seorang mantan pemimpin Islamic State atau ISIS sebagai komandan mereka per tanggal 29 Februari 2024 lalu. 

Israel Kelabakan Lawan Houthi, AS Murka Bantu Gempur Ibu Kota Yaman

Komandan terdahulu, Farid al-Qasim, digantikan oleh Salem Turki al-Antari. 

"Hari ini, Tentara Bebas Suriah melakukan pergantian komando dan menyambut komandan baru SFA. Kami berterima kasih kepada COL Farid al-Qasim atas 16 bulan pengabdiannya kepada SFA, masyarakat lokal, dan wilayah sepanjang 55 kilometer,” kata SFA pada Kamis melalui halaman Facebook-nya, melansir The Cradle, Sabtu, 2 Maret 2023.

Ukir Prestasi Luar Biasa, Dua Perwira TNI AU Selesaikan Pendidikan di Amerika Serikat

Salem Turki al-Antari

Photo :
  • X

“Kami sangat antusias dengan peluang baru yang akan dibawa oleh Kolonel Salem Turki al-Antari ke SFA dan kepemimpinan yang akan dia berikan. Langkah ini melanjutkan misi SFA di Kawasan untuk mengamankan dan menstabilkan 55 negara serta mengalahkan Da'esh (ISIS),” tambah pernyataan itu. 

Menlu AS Sebut Israel Tidak Perlu Menduduki Wilayah Gaza Selamanya

Seorang juru bicara SFA mengatakan kepada outlet berita Suriah Enab Baladi bahwa pergantian kepemimpinan adalah hal yang rutin dan bukan akibat perselisihan atau masalah. 

Dia menambahkan bahwa Washington tidak ikut campur dalam penunjukan tersebut, karena hal itu merupakan keputusan internal dalam kelompok tersebut. 

Salem Turki al-Antari berasal dari kota kuno Palmyra di Suriah. 

Dia bergabung dengan ISIS pada tahun 2014, dengan julukan Abu Saddam al-Ansari. Kelompok ekstremis itu menunjuknya sebagai Emir wilayah gurun Badia di Homs. Antara tahun 2015 dan 2017, Antari mengambil bagian dalam pengambilalihan Palmyra oleh ISIS dan pertempuran dengan tentara Suriah yang terjadi kemudian. 

Serangan ISIS di Palmyra menghancurkan beberapa warisan budaya paling berharga di Suriah. Dia kemudian menjadi bagian dari faksi Ahrar al-Sharqiyah dari koalisi militan Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki pada tahun 2017. 

Setelah jatuhnya Raqqa ke tangan Kurdi yang didukung AS pada tahun 2017, SNA membantu banyak pejuang dan komandan ISIS melarikan diri ke wilayah SNA dan bergabung ke dalam faksi mereka. 

Antari mengambil bagian dalam serangan Turki-SNA di kota Ras al-Ayn di timur laut pada tahun 2019, yang masih terkepung hingga hari ini. Antari kemudian bergabung dengan kelompok bersenjata Maghawir al-Thawra, yang pada tahun 2019 menjadi bagian dari Tentara Bebas Suriah (SFA) yang didukung AS dan kini berbasis di pangkalan pendudukan AS di Al-Tanf. 

Tentara AS telah melatih para militan ini di dalam Al-Tanf dengan dalih menghadapi ISIS.

Free Syrian Army atau Tentara Bebas Suriah (FSA)

Photo :
  • Anadolu Agency

Namun, ideologi-ideologi ISIS masih sangat aktif di area pemukiman di gurun Suriah, yang secara geografis terhubung dengan wilayah sepanjang 55 kilometer di sekitar pangkalan Al-Tanf. 

Para pejabat Suriah dan Rusia telah berulang kali menuduh Washington memberikan dukungan logistik kepada ISIS di wilayah-wilayah tersebut. Rusia bahkan sempat melancarkan serangan udara terhadap pangkalan Al-Tanf dan militan yang berada di sekitarnya beberapa tahun lalu. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya