Intelijen AS Gertak Hizbullah, Israel Bakal Lancarkan Operasi Militer Besar Pada Musim Panas
- AP Photo/Mahmoud Illean
Tel Aviv – Israel dilaporkan bakal melancarkan operasi darat skala besar di Lebanon Selatan, pada musim semi atau awal musim panas. Langkah negara Zionis itu dilakukan jika upaya diplomatiknya mengusir Hizbullah dari perbatasan gagal.
“Kami beroperasi dengan asumsi bahwa operasi militer Israel akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang,” kata seorang pejabat intel AS yang tak disebutkan namanya dikutip dari The Cradle, pada Jumat, 1 Maret 2024.
Dia bilang operasi skala besar itu belum diketahui waktu pastinya. Namun, ia menyebut kemungkinan dilancarkan Israel pada musim semi.
“Belum tentu dalam waktu dekat dalam beberapa minggu ke depan, tapi mungkin nanti pada musim semi ini. Operasi militer Israel kemungkinan besar akan terjadi,” lanjut pejabat itu.
Pejabat intel AS itu mengatakan ancaman Israel ditingkatkan melalui agresi militer besar dengan harapan ada kesepakatan yang bisa dinegosiasikan.
"Beberapa pejabat Israel berpendapat bahwa ini lebih merupakan upaya untuk menciptakan ancaman yang dapat mereka manfaatkan. Ada juga yang berpendapat bahwa hal ini lebih merupakan kebutuhan militer yang akan terjadi," ujar pejabat itu.
Sementara, menurut Pejabat AS lainnya bahwa ada elemen pemerintah Israel yang mendukung operasi darat di Lebanon selatan. Namun, ada juga yang tidak.
Pejabat itu menambahkan operasi yang direncanakan Israel bisa mengakibatkan peningkatan eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dari laporan CNN, ada juga kemungkinan kampanye udara Israel terhadap Lebanon dapat diperluas. Dengan demikian, hal itu bisa jangkau lebih jauh ke utara hingga ke wilayah berpenduduk Lebanon. Kemudian, pada akhirnya berkembang hingga ke komponen darat, menurut sumber ketiga yang akrab dengan intelijen AS.
Untuk diketahui, Israel telah meningkatkan serangannya terhadap Lebanon baru-baru ini. Pun, sebagai respons, kelompok perlawanan dari Hizbullah sudah perluas jangkauan sasarannya dan menyerang lebih jauh ke wilayah utara Israel yang diduduki.
Adapun pihak Washington dan Paris sudah mendorong proposal deskalasi di Lebanon sejak awal Februari 2024. Tuntutan utama inisiatif Barat adalah penarikan Hizbullah dari wilayah perbatasan.
Hal ini tidak termasuk konsesi Israel terhadap Lebanon, seperti penarikan diri dari wilayah yang telah diduduki secara ilegal selama beberapa dekade. Sebaliknya, Israel akan diminta berkomitmen untuk melakukan penarikan terbatas pasukan cadangannya dari wilayah perbatasan.
Kesepakatan yang diusulkan juga mencakup perjanjian demarkasi perbatasan yang tidak jelas yang baru-baru ini disebut oleh menteri luar negeri Lebanon sebagai solusi “parsial”.