Ini Syarat Houthi Yaman Untuk Hentikan Serangan di Laut Merah

Yaman – Juru bicara Houthi Yaman baru saja mengatakan bahwa operasi kelompok tersebut di Laut Merah, tempat rudal dan drone mereka mengancam pelayaran internasional, hanya akan berhenti ketika agresi dan serangan Israel di Gaza berhenti.

Ketika ditanya apakah serangan terhadap kapal akan terjadi jika kesepakatan gencatan senjata dicapai di Gaza, Mohammed Abdulsalam mengatakan situasinya akan ditinjau kembali jika pengepungan berakhir dan bantuan kemanusiaan bebas masuk untuk membantu warga Palestina.

“Tidak akan ada penghentian operasi apa pun yang membantu rakyat Palestina kecuali ketika agresi Israel di Gaza dan pengepungan berhenti,” katanya, menjelang laporan baru mengenai dugaan serangan Houthi lainnya, melansir Arab News, Kamis, 29 Februari 2024. 

Sebuah kapal milik Yunani berbendera Kepulauan Marshall pada hari Selasa melaporkan bahwa sebuah rudal telah menghantam perairan 3 mil dari kapal tersebut, yang terletak 63 mil laut barat laut Hodeidah, Yaman, kata perusahaan keamanan maritim Inggris Ambrey dalam sebuah catatan penasehat. 

Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) juga memberi peringatan mengenai insiden tersebut, menambahkan bahwa awak dan kapal dilaporkan selamat dan melanjutkan ke pelabuhan berikutnya. 

Dalam peristiwa yang tampaknya terkait, televisi Al-Masira milik Houthi mengatakan pada 27 Februari bahwa AS dan Inggris bersama-sama melancarkan dua serangan udara di Hodeidah, kota pelabuhan tertua di Yaman.

Risiko pengiriman meningkat karena serangan Houthi yang berulang kali di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab sejak November dalam apa yang mereka gambarkan sebagai tindakan solidaritas dengan warga Palestina melawan Israel dalam perang Gaza. 

Sejak November lalu, pesawat tempur, kapal, dan kapal selam AS dan Inggris hingga kini melancarkan puluhan serangan udara di seluruh Yaman dari akhir pekan lalu, sebagai pembalasan atas serangan berulang-ulang Houthi di salah satu rute pelayaran komersial tersibuk di dunia. 

Namun, tak hanya AS dan Inggris yang menyerang, namun ada 8 negara lainnya yang terlibat dalam serangan tersebut, menurut pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.

Negara-negara lainnya adalah pemerintahan Australia, Bahrain, Kanada, Denmark, Jerman, Belanda, Selandia Baru, Republik Korea, yang mengatakan mereka tidak akan ragu untuk membela kehidupan dan melindungi arus bebas perdagangan di salah satu jalur perairan paling kritis di dunia. 

Hizbullah Tembakkan 250 Roket ke Israel, Sejumlah Orang Luka-luka

Hizbullah telah menembakkan sekitar 250 roket dan proyektil lainnya ke Israel yang melukai tujuh orang di lokasi tersebut.

VIVA.co.id

25 November 2024