Mantan PM Belanda dan Istrinya Pilih Akhiri Hidup Bersama, Keduanya Saling Berpegangan Tangan
VIVA Dunia – Mantan Perdana Menteri Belanda, Dries Van Agt, dikabarkan telah menghembuskan nafas terakhir bersama istri tercintanya pada Senin, 5 Februari 2024.
Diketahui menurut salah satu sumber, pasangan yang sudah bersama selama 7 dekade ini sama-sama lebih memilih mengakhiri hidupnya dengan eutanasia. Untuk baca selengkapnya, scroll terus artikel berikut ini;
Tewas dengan Eutanasia
Eutanasia adalah tindakan sengaja mengakhiri hidup seseorang untuk mengakhiri penderitaan yang tak tertahankan, terutama dalam konteks penyakit yang tidak dapat disembuhkan atau kondisi medis yang kronis dan menyiksa.
Eutanasia dapat dilakukan atas permintaan sendiri (eutanasia volunter) atau tanpa persetujuan pasien, seperti dalam kasus pasien yang tidak mampu membuat keputusan medis (eutanasia non-volunter).
Tindakan eutanasia sangat kontroversial dan memiliki banyak aspek etis, moral, hukum, dan agama yang kompleks. Di Belanda, praktik ini telah legal sejak 2002 dengan tetap dikontrol secara ketat oleh undang-undang.
Pilihan hidup dengan eutanasia dikarenakan keduanya memiliki masalah kesehatan yang bertubi-tubi. Di tahun 2019, Van Agt menderita stroke yang tak kunjung pulih. Begitu pula sang istri, Eugenie, yang kesehatannya terus menurun. Menurut keterangan, keduanya meninggal dengan saling berpegangan tangan satu sama lain.
Euthanasia di Belanda
Sudah terdapat 8720 orang meninggal karena euthanasia di Belanda pada 2020. Setidaknya, 29 pasangan telah meninggal dunia secara bersama pada tahun 2022, pada tahun 2020 sudah ada 13 pasangan yang memilih melakukan hal yang sama.
Reaksi Warganet
Sontak saja unggahan kabar meninggalnya sepasang kekasih berusia lansia ini pun sukses mencari perhatian publik.
"di Indonesia tdk akan pernah dilegalkan sampai kapanpun, selain bertentangan dgn agama juga hukum sosialnya lbh besar drpd hak manusianya," tulis warganet nini
"Kebayang pas ngerencanainnya,,, sayang besok kita meninggal bareng yuk!" tulis lainnya.
"Di lauhul mahfudz ditulisnya udah begitu ye kan, orang mati bisa dengan cara apa saja," seru lainnya.
"Mati gampang, hidup sulit. Takut menghadapi masa jompo? Berkaca sama cucu2nya jajahan kalian di Indonesia, sampe tebongkok2 masih berjuang utk suatu anugerah yang namanya... Kehidupan," tulis lainnya.