Dilanda Cemburu, Seorang Istri Membekap Suami dengan Bantal Hingga Nyaris Meninggal
- The Independent
VIVA – Memang, cerita pernikahan tentunya tidak selalu indah. Di setiap pernikahan yang sudah dilakukan bertahun-tahun bahkan sampai puluhan tahun akan terjadi pertengkaran yang timbul. Tidak sedikit pertengkaran yang dialami pasangan suami istri diakhiri dengan adanya kekerasan.
Hal ini terjadi pada Bertha Yalter, yang dihadapkan pada kasus percobaan pembunuhan dan penyerangan terhadap seseorang berusia 65 tahun ke atas. Ia diduga menyerang suaminya saat marah.
Wanita berusia 71 tahun itu, yang tinggal di Florida, didakwa menyerang dan mencoba membunuh pasangannya, yang telah menikah selama 52 tahun.Â
Dilansir pada The Independent, laporan penangkapan menyatakan bahwa Bertha mencoba membekap suaminya dengan bantal setelah mengetahui bahwa suaminya menerima kartu pos dari mantan pacar, seorang wanita yang pernah dikencaninya sekitar enam puluh tahun sebelumnya.
Serangan tersebut terjadi di apartemen pasangan di daerah Eastern Shores di North Miami Beach. Pria tersebut tampak lemah beberapa bagian tubuhnya mengalami luka terbuka, memar di lengan dan perutnya, serta bekas gigitan berdarah.
Pada Senin 19 Februari 2024 diketahui bahwa Bertha marah setelah suaminya mengakui membalas kartu pos dari teman lamanya, tetapi tidak membenarkan tindakan kekerasan.
Pengacara Bertha menyatakan bahwa pasangan lanjut usia tersebut terlibat dalam pertengkaran yang serius, tetapi ia juga menambahkan bahwa tidak ada alasan untuk menuntut Bertha.
Seorang pengacara negara menyatakan bahwa percobaan membekap dengan bantal memang merupakan percobaan pembunuhan karena dapat menyebabkan seseorang kehabisan nafas dan meninggal.
Suami Bertha Yalter sedang menjalani masa pemulihan setelah serangan jantung yang disebabkan oleh rasa cemburu sang istri. Selain itu, ia sedang berusaha untuk membebaskan Bertha dari penjara.
Sekarang, ia membantah bahwa ia dibekap dengan bantal dan mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.
Kepolisian setempat mengatakan bahwa video kejadian itu disimpan di ponsel, yang akan digunakan sebagai bukti untuk memperjelas apa yang sebenarnya terjadi.
Menurut para penyelidik, rekaman tersebut berisi sejumlah serangan yang direkam melalui telepon seluler. Keterangan pria tersebut tentang serangan yang dilakukan sang istri dikonfirmasi oleh video tersebut.
Selain itu, Bertha Yalter mengaku telah mengambil ponsel suaminya. Saat diwawancarai oleh penegak hukum, dia juga diduga mengakui melakukan penyerangan itu.
Tidak jelas apakah Bertha masih dipenjara, tetapi pengadilan meminta dia untuk menghindari suaminya yang kini mengalami trauma ketika dia sudah waktunya untuk dibebaskan.