Serangan Udara Israel Hancurkan Rumah Sakit Nasser, Picu Krisis Kemanusiaan
- dawn.com
VIVA – Pasukan Israel kembali menyerang Rumah Sakit Nasser di Khan Younis pada hari Kamis, 15 Februari 2024, usai menuduh fasilitas medis tersebut menjadi tempat persembunyian kelompok Hamas.
“Pasukan pendudukan menahan banyak staf medis di dalam Kompleks Medis Nasser, yang Israel ubah menjadi pangkalan militer,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qidra melansir Reuters, Minggu, 18 Februari 2024.
Militer Israel mengklaim ada pejuang Hamas yang memanfaatkan RS Nasser untuk tempat persembunyian. Sejauh ini, mereka telah menangkap 100 tersangka di lokasi tersebut dan Militer Israel mengaku menemukan persenjataan dalam RS itu.
Hamas membantah tuduhan bahwa para pejuangnya menggunakan fasilitas medis untuk berlindung.
Serangan Israel ke rumah sakit tersebut telah menimbulkan kekhawatiran mengenai pasien, pekerja medis, dan pengungsi Palestina yang berlindung di sana.
Sekitar 10.000 orang mencari perlindungan di rumah sakit awal pekan ini, namun banyak yang keluar karena mengantisipasi serangan Israel, kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Lebih jauh ke selatan di Rafah, tempat lebih dari separuh 2,3 juta penduduk Gaza berlindung, dinginnya musim dingin menambah kondisi yang sudah mengerikan ketika angin meniup beberapa tenda pengungsi dan hujan membanjiri tenda-tenda lainnya.
Rencana Israel untuk menyerbu Rafah telah memicu kekhawatiran internasional bahwa tindakan tersebut akan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.
Ketua Hamas Ismail Haniyeh menyalahkan Israel atas kurangnya kemajuan dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Haniyeh menambahkan bahwa Hamas tidak akan menerima apa pun selain penghentian total permusuhan, penarikan Israel dari Gaza, dan pencabutan pengepungan yang tidak adil, serta pembebasan tahanan Palestina yang menjalani hukuman lama di penjara-penjara Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah kemenangan penuh atas Hamas tetapi menambahkan pada hari Rabu bahwa fleksibilitas dalam posisi kelompok tersebut dapat memajukan negosiasi untuk mencapai kesepakatan yang akan membebaskan para sandera.
Serangan udara dan darat Israel sejak itu telah menghancurkan Gaza yang kecil dan padat serta menewaskan 28.858 orang, sebagian besar warga sipil, menurut otoritas kesehatan, dan memaksa hampir 2 juta penduduknya meninggalkan rumah mereka.
Perang dimulai ketika Hamas mengirim pejuangnya ke Israel pada 7 Oktober , menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 253 orang, menurut penghitungan Israel.
Militer Israel mengatakan jet-jetnya telah membunuh banyak militan dalam pertempuran di Gaza sejak Jumat.