Eks PM Belanda Euthanasia Bareng Istri, Meninggal Sambil Berpegangan Tangan

Perdana Menteri Belanda (197701982) Dries van Agt bersama istrinya Eugenie
Sumber :
  • ANP

Belanda – Dries van Agt, Perdana Menteri Belanda dari tahun 1977 hingga 1982, meninggal melalui euthanasia, “bergandengan tangan” bersama istrinya, menurut organisasi hak asasi manusia yang ia dirikan. Mereka berdua berusia 93 tahun.

Geger Pria India Tiba-tiba Hidup Lagi saat Akan Dikremasi, 3 Dokter Diskors

Berita tersebut dipublikasikan pada hari Jumat oleh The Rights Forum, yang mengatakan pasangan tersebut meninggal pada hari Senin dan akan dimakamkan dalam sebuah upacara pribadi di kota Nijmegen di bagian timur.

"Dia meninggal bergandengan tangan dengan istri tercintanya Eugenie van Agt-Krekelberg, pendukung dan jangkar yang bersamanya selama lebih dari 70 tahun dan yang selalu dia sebut sebagai 'gadisku,'" organisasi nirlaba mengatakan dalam sebuah pernyataan dilansir Associated Press, Sabtu, 17 Februari 2024

Tanpa Produk Sachet! Ini Cara Mudah Membuat Minuman Kolagen Anti Kerut

Keduanya berada dalam kondisi kesehatan yang memburuk selama beberapa tahun. Pada tahun 2019, Van Agt mengalami pendarahan otak saat memberikan pidato di acara peringatan Palestina dan tidak pernah pulih sepenuhnya.

Ilustrasi - Eksekusi hukuman mati dengan suntik racun masih diterapkan di AS

Photo :
Cek Sekarang! Iuran BPJS Kesehatan Kelas 1, 2, dan 3 Siap Alami Perubahan

Van Agt, seorang Kristen Demokrat yang berasal dari Belanda, menjadi semakin progresif setelah ia meninggalkan dunia politik, dan akhirnya meninggalkan partainya pada tahun 2017 karena perbedaan ideologi dengan pendekatan Christian Democrat Appeal yang berhaluan kanan-tengah terhadap Israel dan Palestina.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, yang menyebut Van Agt sebagai "kakek buyutnya dalam politik," kata dia memuji mantan politisi tersebut.

"Dengan bahasanya yang berbunga-bunga dan unik, keyakinannya yang jelas, dan presentasinya yang mencolok, Dries van Agt memberi warna dan substansi pada politik Belanda di masa polarisasi dan pembaruan partai," kata Rutte dalam sebuah pernyataan.

Keluarga kerajaan Belanda pun memujinya. "Dia mengambil tanggung jawab administratif di masa yang penuh gejolak dan berhasil menginspirasi banyak orang dengan kepribadiannya yang mencolok dan gayanya yang penuh warna," kata Raja Willem-Alexander, Ratu Máxima, dan Putri Beatrix dalam pernyataan bersama.

Van Agt dikenal karena referensi kuno dan bahasanya yang muluk-muluk, serta kecintaannya pada bersepeda. Ia terpaksa berhenti dari hobi tersebut pada tahun 2019 setelah terjatuh.

Bersama dengan Partai Liberal sayap kanan, Kristen Demokrat memerintah Belanda dengan Van Agt sebagai perdana menteri dari tahun 1977 hingga 1981. Setelah pemilu, ia kembali menjadi perdana menteri, membentuk koalisi dengan Partai Buruh dan Partai Demokrat yang berhaluan tengah 66 dalam sebuah pemerintahan yang berlangsung selama satu tahun.

Setelah kunjungannya ke Israel pada tahun 1999, ia menjadi semakin vokal mengenai dukungannya terhadap rakyat Palestina. Dia menyebut pengalaman perjalanannya sebagai “pertobatan.”

Pada tahun 2009, ia mendirikan The Rights Forum, yang mengadvokasi “kebijakan Belanda dan Eropa yang adil dan berkelanjutan mengenai masalah Palestina/Israel,” menurut organisasi nirlaba tersebut.

Dia meninggalkan ketiga anaknya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya