Direktur CIA Diam-diam Lakukan Pertemuan Dengan Netanyahu
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Tel Aviv – Direktur CIA William Burns melakukan kunjungan rahasianya ke Israel pada Kamis, 15 Februari 2024, untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat tinggi Israel.
Melansir dari Middle East Monitor, Jumat, 16 Februari 2024, Burns bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kepala Mossad David Barnea setelah kedatangannya di Tel Aviv.
Alasan kunjungan tersebut belum jelas, namun surat kabar Yedioth Ahronoth mengatakan kunjungan tersebut terkait dengan penolakan Netanyahu untuk mengirim delegasi keamanan ke Mesir untuk melanjutkan pembicaraan mengenai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.
Sebelumnya, para pejabat dari Israel, Mesir, Qatar dan AS mengadakan pertemuan di Kairo pada Selasa, 13 Februari 2024, untuk membahas gencatan senjata di Gaza dan pertukaran sandera antara Hamas dan Israel.
Pekan lalu, Hamas mengusulkan rencana tiga tahap untuk gencatan senjata di Gaza yang mencakup jeda pertempuran selama 135 hari dengan imbalan pembebasan sandera, menurut sumber Palestina.
Namun, Netanyahu menolak tawaran Hamas untuk melakukan gencatan senjata dan bersumpah untuk melanjutkan perang di Gaza sampai meraih kemenangan telak.
Israel yakin bahwa 134 warganya ditahan di Gaza setelah tentara Israel pada hari Senin, 12 Februari 2024, berhasil membebaskan dua sandera di kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
Sebagai informasi, Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dan menewaskan sedikitnya 28.663 orang.
Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel juga dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan brutalnya dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.