2 Nelayan Tiongkok Dikejar Penjaga Pantai Hingga Tenggelam dan Tewas
Tiongkok – Dua nelayan Tiongkok dilaporkan tenggelam saat dikejar oleh penjaga pantai Taiwan di lepas pantai kepulauan Kinmen paling utara Taiwan.
Otoritas Taipei mengatakan kapal nelayan itu masuk tanpa izin ke perairan Taiwan pada hari Rabu.
Keempat nelayan di dalamnya menolak pemeriksaan dan kapal terbalik ketika pihak berwenang melakukan pengejaran, dilansir dari laman BBC, Jumat 16 Februari 2024.
Beijing, mengutuk keras insiden tersebut, dengan mengatakan bahwa insiden itu sangat melukai perasaan rekan senegaranya di kedua sisi Selat Taiwan.
Kinmen terletak hanya 3 km (1,86 mil) dari pantai tenggara Tiongkok, menempatkannya di garis depan ketegangan antara Tiongkok dan Taiwan.
Tiongkok memandang Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai provinsi yang memisahkan diri, yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari negara tersebut, dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mencapai hal ini.
Bahkan, Tiongkok pernah mengancam akan menggunakan seluruh kekuatan militer untuk mendapatkan pulau tersebut.
Gugusan pulau ini berpenduduk sekitar 180.000 jiwa dan terletak 187 km dari pulau utama Taiwan.
Wakil Komandan Penjaga Pantai Kinmen, Chen Jinwen, mengatakan kepada saluran TV lokal bahwa empat nelayan jatuh ke air dua selamat dan berada dalam kondisi stabil, sementara upaya untuk menghidupkan kembali dua nelayan lainnya gagal.
Penjaga Pantai mengatakan kasus ini telah dilaporkan ke Kantor Kejaksaan Kinmen, dan keluarga nelayan sedang dihubungi melalui jalur resmi.
Penduduk Kinmen dalam beberapa tahun terakhir melaporkan melihat peningkatan jumlah kapal pengerukan pasir dari Tiongkok, yang mengambil pasir dari dasar laut, serta kapal penangkap ikan di dekat pantainya. Terkadang puluhan kapal terlihat dari pulau tersebut.
Insiden hari Rabu ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua belah pihak. Taiwan pada bulan Januari memilih presiden baru yang dianggap Beijing sebagai separatis.
Kantor Urusan Taiwan di Tiongkok telah mendesak pihak berwenang Taiwan untuk menyelidiki insiden tersebut dan menawarkan bantuan kepada keluarga korban.
Zhu Fenglian, juru bicara kantor tersebut menuduh Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan menggunakan berbagai alasan untuk secara paksa menyita kapal penangkap ikan Tiongkok dan menggunakan metode kekerasan dan berbahaya terhadap nelayan Tiongkok.
Dia mengatakan Beijing percaya bahwa komunitas di kedua sisi Selat Taiwan adalah bagian dari satu keluarga.