Jerman Kerahkan Kapal Fregat Penghancur Rudal Houthi ke Laut Merah
- Sina Schuldt/dpa via AP
Berlin – Pemerintah Jerman pada 8 Februari 2024, mengirim kapal fregat Hessen dari pelabuhan Laut Utara Wilhelmshaven ke Laut Merah, di mana kapal tersebut akan bergabung dengan misi angkatan laut Uni Eropa untuk mendukung kepentingan komersial Israel.
“Rute perdagangan laut bebas adalah basis industri kami dan kemampuan kami untuk mempertahankan diri,” kata Panglima Angkatan Laut Jerman, Laksamana Madya Jan Christian Kaack, kepada wartawan di Berlin.
Fregat adalah pertahanan udara Hessen, yang dilengkapi dengan radar yang dapat mendeteksi target pada jarak hingga 400 km dan rudal yang mampu melawan rudal balistik dan drone pada jarak lebih dari 160 km. Kapal perang ini diklaim mampu menghalau 1.000 rudal Houthi.
Para menteri luar negeri UE diperkirakan akan menyetujui misi tersebut secara resmi, dengan nama sandi “Aspides,” pada pertengahan Februari.
Selain Jerman, Prancis, Italia, dan Yunani juga telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan rencana misi UE. Menurut rencana yang dibuat oleh Brussel, misi tersebut diharapkan dapat menghalau serangan tetapi tidak menyerang sasaran Yaman di darat.
Masuknya Brussel ke dalam Operasi Penjaga Kemakmuran (OPG) yang dipimpin AS menjadi titik pertikaian yang signifikan di antara beberapa negara UE pada tahun lalu, khususnya Spanyol, yang memveto partisipasi pasukan angkatan laut UE dalam koalisi tersebut pada bulan Desember.
Sebelumnya, angkatan bersenjata Yaman telah melakukan lusinan serangan terhadap kapal-kapal AS, Inggris, dan Israel yang mencoba transit di Selat Bab al-Mandab sejak pertengahan November.
Houthi menyatakan bahwa operasi tersebut bertujuan untuk menekan negara barat agar menghentikan genosida Israel di Gaza, dan telah berulang kali berjanji untuk menghentikan serangan tersebut setelah pengepungan terhadap Gaza dicabut.
AS dan Inggris telah melancarkan lebih dari belasan serangan udara di Yaman sejak pertengahan Januari dalam upaya untuk menghalangi tindakan Sanaa yang pro-Palestina. Namun, pihak berwenang Yaman mengatakan mereka tidak punya niat untuk mengurangi kampanye tersebut.
Pada pekan lalu, juru bicara Ansarallah Muhammad Abdul Salam menekankan bahwa strategi barat tidak akan mencapai tujuan apa pun, melainkan akan menambah dilema mereka di wilayah tersebut.
"Keputusan Yaman untuk mendukung Gaza adalah tegas dan terhormat dan tidak akan terpengaruh oleh serangan apa pun. (Kemampuan militer kami) tidak mudah untuk dihancurkan dan telah dibangun kembali selama bertahun-tahun perang yang sengit,” kata pejabat itu melalui media sosial, dikutip dadi The Cradle, Jumat, 9 Februari 2024.
Dia juga menambahkan bahwa Washington dan London harus tunduk pada opini publik internasional, yang menuntut penghentian segera agresi Israel di Gaza.