Hamas Tanggapi Tawaran 135 Hari Gencatan Senjata
- yankton.net
VIVA – Hamas telah mengajukan serangkaian tuntutan, termasuk menukar sandera dengan tahanan Palestina dan membangun kembali Gaza, sebagai tanggapan terhadap proposal gencatan senjata yang didukung Israel.
Kelompok bersenjata tersebut menginginkan penarikan penuh pasukan Israel dan diakhirinya perang setelah tiga periode gencatan senjata selama 45 hari.
Tawaran tersebut kemungkinan besar tidak dapat diterima oleh perdana menteri Israel, yang menyerukan kemenangan total di Gaza.
Tanggapan Hamas tawaran balasan terhadap proposal gencatan senjata yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat serta mediasi oleh Qatar dan Mesir yang rinciannya belum dipublikasikan.
Berikut ini isi draf dokumentar Hamas, dilansir dari Reuters, Jumat, 9 Februari 2024.
Fase pertama, jeda pertempuran selama 45 hari, dimana semua sandera perempuan Israel, laki-laki dibawah 19 tahun, orang lanjut usia dan orang sakit akan ditukar dengan perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan dipenjara-penjara Israel. Pasukan Israel akan mundur dari wilayah berpenduduk Gaza dan rekonstruksi rumah sakit serta kamp pengungsi akan mulai.
Fase kedua, sisa sandera laki-laki Israel akan ditukar dengan Palestina dan pasukan Israel meninggalkan Gaza sepenuhnya.
Fase ketiga, kedua belah pihak akan bertukar jenazah.
Kesepakatan itu juga akan meningkatkan pengiriman makanan dan bantuan lainnya ke Gaza, pada akhir jeda pertempuran selama 135 hari. Hamas mengatakan perundingan untuk mengakhiri perang akan selesai.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinke membahas tawaran tersebut dengan Netanyahu di Israel setelah melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Qatar dan Mesir. Blinke kemudian bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah.
Israel memulai serangan militernya setelah para militan dari Gaza yang dikuasai Hamas menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
Kementerian kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 27.585 warga Palestina di pastikan tewas dan ribuan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan bangunan akibat serangan-serangan Israel
Amerika serikat salah satu perantara utama dalam perundingan tidak langsung Israel dan Hamas, masih memandang perundingan sebagai jalan terbaik ke depan dan terus melakukan tekanan bersama dengan mitra-mitra Arabnya.
Tujuan mereka adalah untuk mencapai jeda kemanusiaan yang berkelanjutan, yang dapat mengarah pada gencatan senjata dan memberikan ruang untuk fokus pada rencana yang lebih ambisius sehari setelah berakhirnya perang.
Blinke menyebutnya sebagai jalan yang sangat kuat yang akan membuka jalan menuju pembangunan kembali Gaza, reformasi otoritas Palestina dan akhirnya Negara Palestina, serta normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel.
Namun, militer Israel masih fokus menghancurkan brigade Hamas dan memburu para pemimpin Hamas. Dan Netanyahu, yang selalu memikirkan kelangsungan politiknya berada di bawah tekanan dari sekutu sayap kanan yang memperingatkan mereka akan menjatuhkan pemerintahannya jika ia memberikan konsesi.
Amerika Serikat dan sekutunya Arab khawatir akan meningkat risiko konflik regional yang lebih luas dan banyak organisasi internasional dengan keras memperingatkan akan semakin parahnya bencana kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza.